Bahkan, kontainer yang digunakan untuk mengangkut barang hanya ada satu minggu sekali.
BACA JUGA:Awali Pagi dengan 4 Olahraga Ringan Ini, Dijamin Bikin Langsing dan Bugar Seharian
Ironisnya lagi barang yang diangkut pun merupakan barang lokal.
Selain itu, sampai saat ini belum terlihat adanya kapal asing yang berasal dari luar negeri bersandar di pelabuhan tersebut.
Dengan adanya hal tersebut, membuat proyek pembangunan mega proyek di Sumatera Utara ini terkesan sia-sia.
Awalnya, pembangunan pelabuha tersebut dirancang sebagai pelabuhan dengan standar internasional.
BACA JUGA:AKHIRNYA, Bansos PKH Tahap 4 dan BPNT Tahap 5 Cair Serentak Mulai Hari Ini, Cek Kartu KKS Ada
BACA JUGA:Sekda OKI Ajak Pemuda Merawat Nafas Persatuan, Anak Muda Berprestasi Dapat Apresiasi
Namun hal tersebut sia-sia lantaran Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara ini sepi.
Bahkan, pembangunannya tidak memberikan efek untuk menyongsong pertumbuhan perekonomian di Sumatera Utara.
Gelontoran dana yang digunakan untuk penyelesaian mega proyek pembangunan pelabuhan di Sumatera Utara ini nominalnya mencapai angka Rp43 triliun.
Dilansir dari Ombudsman, pelabuhan yang dirancang sebagai pelabuhan internasional tersebut masih terdapat kekurangan berupa fasilitas dan sarana sebagai pelabuhan yang berkelas dunia.
BACA JUGA:Shin Tae-yong Ditunjuk Penasihat Klub Korea Selatan, Nasib Timnas Indonesia Bagaimana?
BACA JUGA:Timnas Indonesia U17 Kalah 4 Kali di Laga Uji Coba di Jerman, Ini Kata Bima Sakti
Oleh karena itulah, perlu adanya pembenahan dari pelabuhan agar nantinya bisa digunakan sebagai bongkar muat dan bersandarnya kapal angkutan maupun pengunjung. *