PALEMBANG, PALPRES.COM - Masjid Agung Djenné juga dikenal sebagai Masjid Djenné atau Grande Mosquée de Djenné, adalah sebuah landmark arsitektur yang terletak di kota Djenné, Mali, Afrika Barat.
Masjid ini dianggap sebagai salah satu contoh paling indah dan penting dari arsitektur Sudan-Sahel, dan menjadi salah satu ikon seni dan keagamaan Afrika.
Masjid Agung Djenné didirikan pada abad ke-13 oleh Kekaisaran Mali, di bawah kepemimpinan Sultan Koy Konboro.
Bangunan ini merupakan pengembangan dari masjid sebelumnya, yang dibangun pada abad ke-9.
BACA JUGA: BLT El Nino, Bansos Pangan 10 Kg, BPNT hingga PKH Serentak Dibagikan November, Ini Syaratnya!
BACA JUGA:Alhamdulillah, Bansos BPNT Alokasi September - Oktober Segera Cair ke ATM, Ini Jadwalnya!
Bangunan tersebut selesai dibangun pada tahun 1907, setelah direnovasi oleh pemerintah kolonial Prancis.
Masjid Lumpur ini terdiri dari dua bagian utama ruang ibadah dan halaman terbuka yang luas.
Ruang ibadah terletak di pusat bangunan dan dapat menampung ribuan jamaah.
Ruang ini didukung oleh pilar-pilar kayu yang kokoh, dan terbuat dari bahan lumpur setempat yang dikenal sebagai banco.
BACA JUGA:5 Program Bansos Cair November 2023, Segini Nominal Bantuan yang Diterima Masyarakat Miskin
BACA JUGA:3 Bansos Cair November Ini, 10 Juta Penerima PKH Dapat Rezeki Dobel, Cek ATM Ya
Dinding dan lantai masjid juga terbuat dari lumpur yang diolah dengan hati-hati, untuk memastikan kekuatan dan ketahanan struktur.
Bagian luar masjid dihiasi dengan ukiran dan ukiran yang rumit, yang melambangkan budaya dan identitas Islam Mali.
Penggunaan batu bata dan tonggak vertical yang menjulang tinggi menjadi ciri khas dari arsitektur masjid ini.