BACA JUGA:Serupa Tapi Tak Sama! Ini Perbedaan Daun Pandan dan Daun Suji
4. Keharmonisan dengan Lingkungan
Masjid Agung Djenné adalah satu-satunya bangunan di Djenné yang memiliki izin untuk menggunakan tanah liat sebagai bahan utama.
Bahan ini memberikan masjid keindahan yang serasi dengan lingkungan sekitarnya.
Pada bulan April setiap tahunnya, warga Djenné berkumpul untuk membersihkan dan melapisi kembali masjid dengan lumpur, menjaga keindahannya dan mengikuti tradisi turun-temurun.
5. Status sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO
Pada tahun 1988, Masjid Agung Djenné secara resmi diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Hal ini mengakui keunikan, keindahan, dan nilai sejarah yang dimiliki oleh masjid ini.
Status ini menjamin perlindungan, pelestarian, dan penghargaan terhadap warisan budaya yang luar biasa ini.
BACA JUGA:HORE! Bansos BPNT Tahap 5 Rp400.000 Cair Merata di 4 Bank, KPM BPNT Murni Segera Cek ATM
Masjid Agung Djenné adalah sebuah keindahan yang mempesona, memadukan arsitektur Islam yang megah dengan seni dan kerajinan tradisional Mali.
Ia tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga sebuah landmark yang menginspirasi pengunjung dari seluruh dunia. *