“Kita harus waspada dengan hal-hal seperti ini,” tuturnya.
BACA JUGA:Alhamdulilah, BLT El Nino Cair 2 Bulan Rp400.000 via Pos Bagi 18,8 Juta KK Minggu Depan
Anak yang sudah masuk akil baligh, sensitifitasnya sangat tinggi, punya pemikiran yang kritis terhadap sesuatu.
Ketika orangtua memberi sarana berupa handphone, bagi Buya Yahya, hal itu merupakan sarana untuk mempersulit kita memantau anak, karena dia semakin liar.
Kondisi tersebut harus kita perhatikan dengan cermat, sehingga jangan sampai keberadaan handphone semakin menjauhkan kita terhadap anak-anak.
Termasuk ketika menonton YouTube juga arahkan untuk chanel-chanel ilmu pengetahuan, termasuk ilm pengetahuan terkait agama.
BACA JUGA:10 Nama Desa Unik di Provinsi Banten, Nomor 9 Sepertinya Kebanyakan Gula?
Di satu sisi, orangtua juga mengawasi anak untuk menonton televisi. Arahkan anak untuk menonton yang baik-baik dari televisi.
Meski mereka menganggap kuno atau sulit menerima, tapi cobalah bujuk anak dengan cara-cara yang baik, sehingga ia mau menerima saran kita.
Upayakan untuk bersama-sama dengan anak untuk menonton televisi atau YouTube, hal ini untuk menciptakan keakraban dan juga membiasakan anak untuk menerima hal-hal yang baik.
Penggunaan handphone juga harus kita arahkan agar tidak menjadi liar, dan tidak membuat handphone menjadi pengaruh yang buruk bagi anak.
BACA JUGA:Mulai 2024, PNS Berkinerja Buruk Bakal Mudah Dipecat
BACA JUGA:Wajib Masuk List! Ini 4 Film Produksi Ernest Prakasa yang Super Seru Banget, Nyesel Kalau Ga Nonton
Misalnya handphone yang digunakan merupakan milik orangtua.