Sebab selama ini permasalahan yang dihadapi pelaku usaha tidak memperoleh kredit karena adanya kewajiban agunan sebagai syarat pinjaman KUR di bank himbara.
Kewajiban menyerahkan agunan dalam pinjaman Kredit Usaha Rakyat ini membuat para pelaku usaha memilih meminjam kepada kredit daripada pemerintah.
Tak sedikit juga pelaku UMKM memilih melakukan pinjaman online untuk mendapatkan modal usaha.
Hal ini karena proses pinjaman kredit lebih mudah sementara suku bunga tidak menjadi perhitungan yang berarti.
BACA JUGA:Cabut dari TC di Turki, Pemain Naturalisasi Ini Bakal Absen Pada Laga Kontra Libya, Kok Bisa?
Kondisi ini seolah situasi yang bertentangan karena di satu sisi pemerintah ingin mendorong usaha kecil menengah, namun di sisi lain prosesnya yang rumit.
Bahkan, di bagian lain, perbankan justru memberikan pinjaman besar kepada perusahaan yang besar karena agunannya juga besar.
Kondisi ini justru sangat bertentangan di beberapa negara seperti Korea Selatan yang sudah mendukung permodalan hingga 80 persen.
Sementara di Jepang dan India jumlahnya sudah mencapai di atas 60 persen.
Oleh sebab itulah, ada beberapa skema penyaluran KUR 2024 seperti menawarkan bank menggunakan metode credit scoring dalam menilai permohonan pinjaman KUR untuk pelaku UMKM.
Saat ini, perusahaan swasta sudah banyak yang mengaku siap untuk melakukan scoring atau pemeringkatan terhadap nasabah-nasabah UMKM.
Karena menurutnya akan sulit bagi UMKM jika pengajuan kredit mewajibkan agunan atau jaminan.
Sistem credit scoring ini ternyata sudah diterapkan oleh beberapa bank himbara, salah satunya BRI.
BRI sudah menggunakan metode scoring untuk penyaluran KUR super mikro dan KUR mikro karena memang kedua program tersebut tidak mewajibkan agunan.