Sebab, rencana kontruksi proyek ini sudah dimulai sejak 2015 lalu.
Per Maret 2023, progresnya masih mentok di angka 53 persen dengan target rampung November 2023.
Tantawi selaku anggota DPR Aceh sempat buka suara terkait lambatnya progres kontruksi Bendungan Keureuto ini.
Menurut Tantawi, apa yang digencarkan pemerintah tahun 2023 akan selesai, namun di lapangan sungguh jauh apa yang disampaikan.
"Saya datang mengecek ke lokasi, ini tak akan selesai di 2023," ungkap Tantawi.
Di sisi lain, masyarakat di beberapa daerah di Aceh Utara harus tetap waspada adanya potensi banjir di wilayahnya.
Terlebih, masyarakat sekitar juga cukup menggantungkan kehidupan ekonominya pada lahan produktif.
Ketika banjir melanda, potensi kerugian yang dialami masyarakat Aceh Utara juga cukup pelik.
Dengan adanya banjir, kegiatan pertanian, perkebunan dan peternakan beropotensi lumpuh.
Dimana daerah yang rawan banjir meliputi Matang Kuli, Paya Bakong, Pirak Timu dan pusat kota Aceh Utara.
Dilansir dari data Pemprov Aceh, proyek bendungan di Aceh Utara ini menelan dana pembangunan mencapai Rp2,68 triliun.
Proyek tempat penampungan air yang diidamkan sejak 9 tahun lalu ini bernama Bendungan Keureuto.
Untuk lokasi pembangunannya berada di Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara.