Ia sering membantu penduduk desa dengan kekuatan supernatural, entah itu melakukan hal-hal di luar kebiasaan seperti mengelola pertanian, membangun rumah, atau bahkan membasmi bandit.
Bujang Kurap dan Danau Rayo
Salah satu cerita di Muratara tentang perjalanan Bujang Kurap yang singgah di sebuah desa bernama Pagar Remayu (sekarang Karang Panggung).
BACA JUGA:7 Senjata Tradisional Asli Sumatera Selatan, Nomor 4 Tersimpan di Museum London
Suatu ketika, Bujang Kurap berkunjung ke Pagar Remayu, pernikahan salah satu putri penguasa mereka berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.
Bujang Kurap menghadiri acara tersebut dan diterima dengan tidak baik oleh masyarakat dan tokoh desa.
Mereka malu dengan Bujang Kurap yang mengidap penyakit kulit dan menganggap dirinya tidak layak mengikuti pesta, sehingga Bujang Kurap dikeluarkan dari pesta.
Bujang Kurap meninggalkan pesta dan singgah di sebuah rumah di pinggir desa.
BACA JUGA:Mengenal Keindahan Tanjak dan Filosofinya: Telah Eksis Sejak Masa Kesultanan Palembang Darussalam
Rumah itu ditempati oleh seorang nenek kesepian yang dengan ramah menyambut Bujang Kurap.
Neneknya mengizinkan dia untuk tinggal di rumahnya dan bermalam di rumahnya.
Penasaran, Bujang Kurap meminjam pisau milik neneknya dan menggunakannya untuk merangkai aur gading menjadi sebuah rakit dan diikatkannya ke tiang rumah neneknya.
Bujang Kurap mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal pada nenek, Dia kemudian kembali ke pesta.
BACA JUGA:3 Makna Filosofis yang Terdapat Pada Rumah Limas Palembang yang Mungkin Kamu Belum tahu, Apa saja?