BACA JUGA: 3 Tradisi Unik di Sumatera Selatan, Satu Diantaranya Bisa Ambil Ikan Secara Gratis
Melihat Bujang Kurap kembali dari pesta, masyarakat pun siap mengejarnya lagi.
Nampaknya Bujang Kurap telah menimbulkan keonaran bagi semua orang yang hadir pada acara kali ini.
Ia meletakkan tujuh batang kayu di tanah dan mengatakan bahwa jika ada orang di desa itu yang dapat mencabut tongkat tersebut, Bujang Kurap akan meninggalkan desa tersebut dengan sukarela.
Ketika mereka mendengar ini, semua orang mengolok-oloknya. Seluruh laki-laki yang hadir dalam acara tersebut termasuk para pemuka desa, berdiri menjawab pertanyaan Bujang Kurap.
BACA JUGA:'Jangan Dak Tau' Inilah 7 Suku yang Ada di Sumatera Selatan, Kamu Asli Orang Mana Nih?
BACA JUGA:5 Tradisi Unik Masyarakat Indonesia, Dari Kecantikan Menato Tubuh hingga Tradisi Ekstream
Namun yang mengejutkan, tak seorang pun mampu mencabut ketujuh batang kayu tersebut.
Semua orang kaget dan terkejut dan Ketika tidak ada lagi yang mau mencoba, Bujang Kurap mengambil tindakan.
Dia melafalkan mantranya dan, berkat kekuatan supernatural, mampu melepaskan tongkatnya semudah sebelumnya.
Namun ketika ketujuh batang kayu itu dicabut, muncullah mata air yang kuat di tanah.
BACA JUGA:Tari Gending Sriwijaya dan Tari Tanggai di Sumsel Tak Ada Dasar Hukum, Benarkah?
BACA JUGA:'Ngidang' Tradisi Khas Palembang Cara Menghormati dan Memuliakan Tamu! Masihkah Ada?
Air terus menerus menggenangi desa, menenggelamkan warga dan seluruh harta bendanya, hingga membuat Desa Pagar Remayu menjadi sebuah danau.
Hanya sang nenek satu-satunya penduduk desa yang selamat di perahu milik Bujang Kurap, dan Bujang Kurap telah menghilang entah kemana sebelum desa tersebut tenggelam.
Daerah sekitar Desa Pagar Remayu disebut Karang Panggung (Panggung Tenggelam), sedangkan danau yang dihasilkan disebut Danau Rayo (Danau Besar).