Bahkan, Benjamin Neyanyahu menyebutkan peristiwa berdarah di Kamp Pengungsi Tel Al-Sultan di Rafah adalah kesalahan yang tragis atau tragic error.
BACA JUGA:Lowongan Kerja di Muara Dua Sumatera Selatan PT Julong Group Indonesia Lulusan SMK D3 S1
BACA JUGA:Jadwal Sholat Hari Ini 29 Mei 2024 untuk Wilayah Palembang dan Sekitarnya
Benjamin Neyanyahu berjanji melakukan penyelidikan terhadap ‘tragic error’ yang menyebabkan puluhan warga Palestina terbakar hidup-hidup.
Sementara itu, Hamas dengan tegas mengatakan aksi mengebom Kamp Pengungsi Tel Al-Sultan di Rafah oleh militer Israel adalah perbuatan keji dan biadap.
Menurut Hamas, militer Israel sengaja menjadi Kamp Pengungsi Tel Al-Sultan yang berisi para pengungsi warga sipil sebagai target sasaran.
Memang, para pengungsi merupakan target empuk bagi militer Israel.
BACA JUGA:Lowongan Kerja Terbaru Komnas Perempuan Lulusan SMA SMK Simak Persyaratannya
Karena mereka tak punya kekuatan untuk melawan, selain pasrah atas kekejaman yang dilakukan militer Israel.
Namun jika berhadapan dengan pejuang Hamas, militer Israel dipastikan akan mendapatkan perlawanan yang sengit.
Bahkan di sejumlah medan pertemputan di Rafah, terlihat jika pejuang Hamas mendominasi jalannya laga.
Terbukti, tak terhitung lagi jumlah tentara ISD (Israel) yang terbunuh.
BACA JUGA:Cegah Dini Eskalasi Konflik Sosial, Forkopimda OKI Sambangi Desa Sungai Sodong
Selain itu, Hamas juga menuding serangan militer Israel ke Kamp Pengungsi Tel Al-Sultan di Rafah, melanggar hukum internasional dan juga mengabaikan keputusan yang sudah dijatuhkan oleh International Court of Justice (ICJ) atau Mahkamah Internasional.