PALEMBANG,PALPRES.COM- Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ikut serta dalam menyukseskan Gerakan Tanam Cabai dan Bawang Merah Serentak se Sumsel yang berlangsung pada Selasa 16 Juli 2024 pagi tadi.
Gerakan Tanam Cabai dan Bawang Merah serentak se Sumsel ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi Cabai dan Bawang Merah di Sumsel yang mana kedua komoditas ini kerap kali menjadi penyumbang inflasi.
Launching Gerakan Tanam Cabai dan Bawang Merah dipusatkan di Lahan Kelompok Tani Setia Makmur, Jalan Gubernur H Asnawi Mangku Alam, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarame Kota Palembang.
Kepala Kanwil Bank Indonesia Sumsel, Ricky P Gozali mengapresiasi kolaborasi yang dijalin bersama pemerintah Provinsi untuk menyukseskan Gerakan Tanam Cabang dan Bawan Merah serentak se Sumsel ini yang salah satu tujuannya adalah untuk menekan angka inflasi.
BACA JUGA:HLM Perkuat Ekosistem Pengendalian Inflasi di OKI
BACA JUGA:Rakor Inflasi : Masalah HET Minyak Goreng dan TBC Jadi Perhatian
“Perkembangan inflasi gabungan 4 kota secara tahunan pada Juni 2024 tercatat 2,48 persen YoY, melandai dibandingkan tahun sebelumnya 2,90 persen. Pada bulan ini juga inflasi Sumsel tercatat berada di bawah nasional dan di kawasan Sumatera, Sumsel urutan kedua terendah di Sumatera,”terang Ricky dalam sambutannya.
Selain itu Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Juni tercatat mengalami deflasi 0,03 persen mounth to mounth.
“Ini luar biasa dibandingkan bulan sebelumnya mengalami kenaikan 0,06 persen,”kata Ricky.
Ricky menambahkan, Gerakan Tanam Cabai dan Bawang Merah serentak se Sumsel ini menjadi upaya konkrit untuk mengendalikan inflasi, yang mana dari komuditas pangan untuk cabai dan bawang merah menjadi yang paling sering menyumbang inflasi setiap bulan bahkan masuk 5 besar penyumbang inflasi secara tahunan dan bulanan.
BACA JUGA:Sukses Kendalikan Inflasi, Sumsel Catat Deflasi Bulan Juni 2024
“Secara global, kita lihat tekanan harga cabai dan bawang merah juga dipengaruhi gangguan kondisi alam dimana banjir terjadi di sentra produksi cabai merah yang mempengaruhi pasokan. Sehingga volume neraca konsumsi cabai merah mengalami defisit,”jelasnya.
Begitu juga dengan komoditas bawang merah kenaikan harga juga dipengaruhi oleh cuaca ekstrem banjir pada daerah sentra bawang utama di Indonesia yang terjadi pada Maret dan April lalu, sehingga neraca konsumsi bawang di Sumsel juga masih defisit hingga saat ini.
“Gerakan Tanam cabai dan bawang merah serentak ini merupakan wujud nyata dari komitmen TPID untuk meningkatkan ketersediaan pasokan cabai dan bawang merah serta mengantisipasi defisit hingga akhir tahun. Melalui Gerakan ini diharapkan hingga akhir tahun kita akan mendapatkan panen yang baik dan bisa memenuhi kebutuhan cabai dan bawang merah hingga akhir tahun,”harap Ricky.