Kalau beras memang Sumsel surplus 1,7 juta ton per tahun dengan konsumsi 70 tibu ton per bulan atau 840 ribu per tahun.
Sementara produksi Komoditas Bawang Merah dan Cabai Merah pada 2023 hanya 15.270 ton per tahun sementara konsumsinya mencapai 30.602 ton atau minus 15.332 ton.
Sehingga 50 persen cabai didatangkan dari luar provinsi.
Begitu juga dengan produksi bawang merah hanya mencapai 1.907 ton pertahun sementara konsumsinya mencapai 25.891 ton atau minus 23.984 ton (90 persen) sehingga harus mendatangkan dari luar provinsi.
Bambang juga mengungkapkan dua permasalahan utama yang dialami oleh petani bawang dan cabai merah di Sumsel yaitu Biaya/modal usaha dan jaminan pasar.
“Biaya usaha tani untuk cabai dan bawang sampai Rp70-120 juta. Begitu juga bawang merah biayanya mencapai Rp70 juta per hektar,”kata dia.
Selain itu, petani juga ragu untuk menanam karena jaminan pasar yang tidak ada. “Sering kali saat panen harganya justru jatuh,”sambungnya.
Oleh karena itu, upaya meluaskan produksi bawang dan cabai merah ini adalah dengan membentuk kelompok kecil yang menyatukan antara petani, koptan, pengusaha benih, perbankan untuk akses permodalan dan pihak swasta yang menampung hasilnya.
“Upaya yang sudah kita lakukan, yang disarankan oleh TPID untuk pengembangan cabai merah dan bawang merah adalah membentuk kluster ditahun ini mengajak semua komponen (petani, distributor obat-obatan dan benih, dan bank untuk modal dan pasarnya.
Semetara itu, Plh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel, Edward Chandra MH dalam sambutannya menyampaikan, Sumatera Selatan memiliki potensi Sumber Daya Alam yang sangat melimpat yang terus didorong untuk dikembangkan.
Beberapa diantaranya adalah pertanian, tanaman pangan dan holtikultura yang memiliki peran strategis bagi perekonomian nasional maupun bagi stabilitator ketahanan pangan.
“Padi kita surplus tapi harga beras tinggi dan jadi salah satu menyumbang inflasi setiap bulan. Sementara cabai dan bawang merah justru mengalami defisit,”kata Edward.
“Kalau bawang kita memang harus banyak belajar budidaya bawang yang efektif dan menghasilkan panen yang signifikan. Apalagi saat ini Pemprov Sumsel bertekad untuk mempertahankan laju inflasi di bawah nasional. Dan Alhamdulillah pada bulan Juni kemarin kita berhasil deflasi,”terang Edward.
Beberapa upaya yang akan dilakukan ke depan adalah mengupgrade ilmu para petani/poktan dengan memberikan edukasi agar semakin siap ke depannya.
Terutama petani di daerah-daerah sentra bawang seperti Pagaralam, Muara Enim dan Musi Rawas, dan sentra cabai merah di Muara Enim, OKI dan Musirawas.
“Kita juga akan mengupayakan perluasan lahan, peningkatan jaringan pemasaran dan penggunaan bibit yang tepat guna. Termasuk akses modal kitab isa meminta tolong ke perbankan untuk memberika stimulasi kepada petani untuk meningkatkan usahanya,”jelas Edward.