Lusinan orang tewas dan terluka dalam serangan Israel tersebut.
BACA JUGA:Kompak, Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Tidak Berubah, Ini Daftarnya
BACA JUGA:Stagnan, Harga Emas Batangan Antam di Palembang Bertahan di Level Rp1.404.000 per Gram
Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dalam pernyataan persnya, mengatakan Operasi Long Arm juga sebagai tanggapan atas ratusan serangan Houthi kepada kepentingan Israel dalam beberapa bulan terakhir.
Termasuk teror yang dilakukan Houthi terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah, atau yang sedang menuju pelabuhan di Negara Zionis tersebut.
Daniel Hagari meyakini, ada Iran dibalik teror yang dilakukan Houthi kepada negaranya.
“Di area pelabuhan, Angkatan Udara Israel menyerang infrastruktur yang digunakan untuk kegiatan teroris, termasuk infrastruktur energi,” kata Hagari, seraya mengatakan serangan itu dilakukan untuk “menghentikan serangan teror Houthi.
BACA JUGA:Inovasi di Sektor Fintech, Bank Sumsel Babel Maksimalkan Layanan KKPD
BACA JUGA:Inilah Desa Terindah di NTT, Terdapat 7 Rumah Unik di Ketinggian 1.100 Meter
Sementara itu, pihak Amerika Serikat menolak dikaitkan dengan serangan yang dilakukan Israel ke kawasan Pelabuhan Hidaydah, Yaman.
Dalam pernyataan singkatnya, pihak AS menegaskan bahwa Israel dalam serangan tersebut bertindak sendiri.
Sedangkan Arab Saudi, diyakini tidak secara langsung terlibat dalam serangan Israel ke basis-basis Grilyawan Houthi di Yaman.
Minimal dengan mengizinkan pesawat Israel melintasi wilayah udaranya, untuk melakukan serangan ke Yaman.
BACA JUGA:Jadwal sholat Hari Ini 21 Juli 2024 untuk Wilayah Palembang dan Sekitarnya
BACA JUGA:Sultan Palembang Anugerahkan Gelar Pangeran Wira Negara pada Menteri Airlangga, Ini Harapannya
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pernyataannya di X, menegaskan bahwa Pelabuhan Hidaydah mereka jadikan target serangan karena ke sebagai pintu masuk senjata mematikan yang dipasok ke Houthi oleh Iran.