JAKARTA, PALPRES.COM – Untuk mewujudkan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) menjadi tol hijau dan ramah lingkungan, HK terapkan konsep berkelanjutan dari hulu hingga hilir.
Konsep berkelanjutan yang mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi, dikenal sebagai Konsep Environmental, Social, and Governance (ESG)
Menurut Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya (HK), Adjib Al Hakim, sebagai rilis yang diterima awak media, konsep berkelanjutan tersebut dimulai dari perencanaan jalan tol.
Diawali dengan kajian terkait dampak lingkungan yang muncul pada saat pembangunan jalan tol.
BACA JUGA:Pekan Depan Sidang Kabinet Perdana di IKN Bakal Bahas Perpindahaan Kekuasaan ke Prabowo
BACA JUGA:Eko Yuli Irawan Masih Penasaran Medali Emas Angkat Besi Olimpiade Paris 2024
Mulai dari kehilangan biodiversitas, kerusakan ekosistem, hingga emisi karbon yang dihasilkan jalan tol.
Koorrdinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan NGO juga terus dilakukan, untuk mengetahui dampak dari rencana proyek tol tersebut.
Sehingga saat pelaksanaan konstruksi dan peroperasian jalan ton, dampak lingkungan dapat ditekan seminimal mungkin.
Selain itu, menurut Adjib, proses mitigasi juga dilakukan dalam desain jalan tol, untuk mendapatkan trase jalan tol dengan dampak yang paling minim.
BACA JUGA:Pulang Tanpa Medali, Pebulutangkis Fajar-Rian dan Atlet Dayung La Memo Disambut Pengalungan Bunga
“Tak lupa merancang koridor satwa untuk agar mengurangi fragmentasi habitat, termasuk juga dengan utilitas penunjang.
Terkait kawasan hutan lindung, kita aktif berkoordinasi dengan KLHK untuk rehabilitasinya,” ujar Adjib.
Implementasi infrastruktur berkelanjutan tersebut, lanjut Adjib, akan terus dilaksanakan oleh Hutama Karya.