PALPRES.COM- Ancaman terhadap muslim meningkat menyusul pembakaran Hotel serta protes yang berujung bentrok dengan Polisi terjadi di Inggris.
Terlihat dalam beberapa hari yang terakhir melihatkan kerusuhan di sejumlah ruang publik yang beredar luas di masyarakat Inggris.
Tepatnya ketika kelompok sayap kanan anti imigran dan islamofobia mengorganisir serangkaian protes dengan kekerasan di seluruh negeri selama 8 hari berturut-turut.
Sebenarnya apa yang terjadi di Inggris mengapa muslim dan imigran yang menjadi sasaran?
BACA JUGA:Kerusuhan Pecah di Inggris, Kemlu Minta Warga Indonesia Lakukan Ini
BACA JUGA:MANTUL! Gojek Luluskan Ribuan Anak Mitra Driver Kursus Bahasa Inggris
Penyebab kerusuhan Inggris berduka Senin 29 Juli 2024 tiga gadis muda tewas dalam insiden penikaman pada pusat komunitas selama Lokakarya tari dan Yoga bertema Taylor Swift di southport.
Tidak hanya itu delapan anak dan dua orang dewasa luka-luka serta lima di antaranya dilaporkan cukup kritis.
Hal inilah yang memicu ketegangan sebab rentetan insiden tadi diorganisir sedemikian rupa oleh orang tak bertanggungjawab menghadirkan mis informasi dan diperparah dengan isu Islamfobia di negara ini.
Di dunia maya beredar rumor bahwa pelakunya adalah imigran muslim.
BACA JUGA:Kerusuhan di Bangladesh Tewaskan 110 Orang, Kemlu dan KBRI Dhaka Terus Pantau Situasi
BACA JUGA:Di 5 Negara Eropa Ini Pernah Terjadi Pembakaran Alquran, No 3 Sampai Picu Kerusuhan
Padahal pelaku diidentifikasi bernamael Rudakubana berusia 17 tahun yang dikabarkan berasal dari orang tua Kristen Rwanda dan lahir di Cardif Wesiting.
Hal itu merupakan hasil dari keterlibatan pemerintah konservatif sebelumnya dengan kelompok-kelompok sayap kanan yang disebutnya rasis.
Tommy Robinson aktivis sayap kanan sekaligus salah satu pendiri English Defense League (EDL) terpantau sibuk dalam sejumlah video unggahannya di X.