Terkait pembunuhan para jurnalis di Gaza, Israel selalu berusaha "ngeles".
BACA JUGA:Berikut 7 Para Pinguin Bertahan Hidup di Cuaca Dingin, yuk Simak Ulasannya
Mereka mengklaim yang terbunuh tersebut adalah anggota Brigade al-Qassam atau Brigade Jihad Islam al-Quds, kelompok bersenjata di Gaza.
Tapi klaim tersebut terbukti omong kosong, karena tak sesuai fakta di lapangan.
Pasalnya yang terbunuh adalah para jurnalis .
Direktur Committee to Protect Journalists (CPJ) Carlos Martínez de la Serna menegaskan, Israel sudah lama menuduh jurnalis di Gaza terlibat dalam organisasi Hamas.
BACA JUGA:Serang Balik Rusia, Ukraina Berhasil Menguasai Wilayah Kursk
BACA JUGA:Kisah 41 WNI Dipulangkan dari Malaysia, Ada yang Sempat Ditahan 6 Bulan Lebih
Tuduhan tanpa bukti itulah, yang dijadikan dasar tentara Israel kerap membunuh jurnalis yang sedang melakukan tugas peliputan di medan Perang Gaza.
Carlos Martínez mendesak agar Israel segera mengakhiri praktik kotor tersebut.
Selain itu Carlos Martínez juga meminta agar Israel mengizinkan adanya penyelidikan independen internasional, terhadap pembunuhan jurnalis selama Perang Gaza.
Aksi pembunuhan militer Israel teranyar menimpa Jurnalis Al Jazeera Ismail al-Ghoul dan operator kamera lepas Rami al Refee.
BACA JUGA:Kukuhkan 75 Anggota Paskibraka Kabupaten Muba 2024, Pj Bupati Sandi Tegaskan Ini
BACA JUGA:PGN Dukung Pengembangan Industri Solar Panel, Pasok Gas Bumi 18 BBTUD
Saat itu kedunya sedang melaporkan kondisi di dekat Gaza, Palestina, setelah Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh terbunuh di Teheran.