Lengkingan panjang hand horn membahana, mengalahkan bunyi deburan ombak Laut Jawa.
BACA JUGA:Menteri ESDM Resmikan Operasional Prototipe Kapal Dual Fuel Milik Pertamina Hulu Mahakam
BACA JUGA:Jembatan Bernilai Rp135 Miliar di Muba Putus Ditabrak Kapal Tongkang Bermuatan Batubara
Kali ini, bunyi keras hand horn tersebut bermakna lain.
Sebuah momen refleksi yang menyimbolkan apresiasi atas dedikasi dan kontribusi yang telah diberikan FSO Arco Ardjuna selama lebih dari lima dekade bertugas.
Lima kapal yang mengelilingi Arco Ardjuna merespons lengkingan itu dengan mengaktifkan sistem “Fifi”, atau firefighting.
Semprotan air dari kapal-kapal ini dan lambaian tangan para kru pekerja mengiringi prosesi pelepasan FSO Arco Ardjuna.
"Hari ini kita tidak hanya mengucapkan selamat jalan kepada sebuah kapal.
Lebih dari itu, kita memberikan penghormatan terakhir untuk FSO Arco Ardjuna, sebuah fasilitas yang memiliki guratan sejarah panjang," kata Muzwir Wiratama.
Semoga catatan berharga dan warisan Arco Ardjuna terus hidup dalam setiap langkah kita ke depan, yang menyalakan semangat kita untuk senantiasa bekerja dengan andal dan selamat guna pemenuhan kebutuhan energi bangsa.
FSO Arco Ardjuna, yang mendukung operasi hulu migas lepas pantai Blok ONWJ, adalah fasilitas penampungan minyak terapung tertua yang masih beroperasi di dunia.
BACA JUGA:5 Kota Tertua di Indonesia, Kota Palembang Memimpin Terus Kota Mana Lagi Ya?
Pertama kali dioperasikan oleh Arco pada 1972, pengelolaan aset ini kemudian berpindah seiring alih kelola wilayah kerja ONWJ, sampai akhirnya dikelola oleh PHE ONWJ pada 2009.