Konektivitas Broadband Hyper 5G Telkomsel, Hadirkan Robotic Telesurgery Pertama di Indonesia

Senin 02-09-2024,20:28 WIB
Reporter : Ella Sulistiana
Editor : Ella Sulistiana

PALPRES.COM- Telkomsel terus memperkuat kehadiran konektivitas broadband 5G untuk mendukung transformasi digital di berbagai sektor, termasuk di bidang kesehatan. 

Telkomsel melangsungkan kerja sama strategis dengan Urological Association of Asia (UAA).

Untuk menghadirkan evolusi prosedur bedah inovatif jarak jauh menggunakan teknologi robotik (Robotic Telesurgery) dan konektivitas broadband 5G Telkomsel. 

Kolaborasi ini sekaligus mendukung Transformasi Sistem Kesehatan yang diinisiasi oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI.

BACA JUGA:Telkomsel Rampungkan Program Inklusi Digital ‘Terampil di Awan’ Bersama AWS, Dukung Visi Indonesia Digital

BACA JUGA:Telkomsel Raih Penghargaan Lestari Awards 2024, Konsisten Terapkan Proses Bisnis Berkelanjutan

Khususnya pada pilar SDM Kesehatan untuk Layanan Spesialis Bedah Jarak Jauh dan pilar Teknologi Kesehatan.

Telkomsel dan UAA, dengan dukungan dari Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, telah memanfaatkan konektivitas broadband 5G secara inovatif.

Untuk melakukan tindakan bedah dari jarak sejauh 1.200 km dengan Robotic Telesurgery pertama di Indonesia dan Asia Tenggara kepada objek manusia, khususnya pasien urologi. 

Momen prosedur bedah bersejarah yang dilakukan dengan posisi dokter di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah di Bali.

BACA JUGA:Telkomsel Luncurkan SurpriseDeal Nelpon, Harga Paket Mulai Rp1.500, Simak Cara Belinya!

BACA JUGA:Begini Cara Mudah Mendapatkan TelkomselPoin dan IndiHome Poin, Bisa Ditukar dengan Ini

Dan pasien di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta ini menunjukkan bahwa jarak dan tantangan geografis bukanlah hambatan dalam memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada awal tahun 2024, Indonesia memiliki sekitar 150 ribu dokter umum dan 50 ribu dokter spesialis. 

Namun, meskipun jumlah ini signifikan, Indonesia masih kekurangan sekitar 120 ribu dokter umum dan 30 ribu dokter spesialis untuk mencapai target rasio ideal 0,28 per 1.000 penduduk sesuai rekomendasi Bappenas. 

Kategori :