GAZA, PALPRES.COM - Brigade Al Qassam ancam ulangkan sandera dalam peti mati, bila Israel terus melakukan kampanye militernya di Gaza, Palestina.
Ancaman itu ditegaskan Sayap Militer Hamas, karena Tentara Israel tak kunjung mengendurkan serangannya ke Bumi Palestina.
Abu Obeida, juru bicara Brigade Qassam, dalam sebuah pernyataan menegaskan bahwa desakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membebaskan para sandera dengan tekanan militer, tak akan mendatangkan hasil.
Bahkan, menurut Abu Obeida, para sandera akan pulang ke rumahnya dakam peti mati.
BACA JUGA:COOMING SOON! Honda Luncurkan Motor Baru 350cc, Cek Harganya
BACA JUGA:PT Bukit Asam Dorong Transformasi Desa Seleman Lewat Budidaya Burung Puyuh
Abu Obeida sudah memberikan instruksi kepada para pejuang Brigade Al Qassam yang menjaga para tahanan, untuk "mengantispasi" jika Tentara Israel mendekat.
Karenanya, menurut Abu Obeida, keselamatan para sandera Israel di Gaza menjadi tanggung jawab penuh dari Netanyahu.
“Netanyahu dan tentara bertanggung jawab penuh atas kematian para tawanan, setelah mereka dengan sengaja menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan,” katanya.
Pernyataan dari Brigade Qassam muncul tak lama, setelah Netanyahu menuding enam tawanan yang mayatnya ditemukan dari sebuah terowongan di wilayah Rafah di Gaza selatan, telah “dihabisi” oleh Hamas.
BACA JUGA:Update Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini 4 September 2024
BACA JUGA:Harga Emas Antam di Palembang Hari Ini 4 September 2024 Naik Tipis, Termurah Rp753.000
Diketahui, enam orang warga Israel yang menjadi sandera Hamas di Gaza, ditemukan tewas dalam terowongan bawah tanah.
Keenam sandera itu yajni Gat, Hersh Goldberg-Polin, Eden Yerushalmi, Alexander Lobanov, Almog Sarusi dan Ori Danino.
Kematian para sandera tersebut, menyulut aksi unjuk rasa di Israel.