Boikot Produk Israel Membuat Penjualan Brand Lokal Melampaui Brand Global, Selisih Rp400 Miliar

Kamis 12-09-2024,05:30 WIB
Reporter : Ella Sulistiana
Editor : Ella Sulistiana

PALPRES.COM- All Eyes on Rafah yang sempat viral dan memicu gelombang boikot terhadap produk yang dianggap terafiliasi dengan Israel memberikan dampak signifikan.

Khususnya terhadap pasar Fast-Moving Consumer Goods (FMCG), terutama di e-commerce. 

Berdasarkan riset Compas.co.id pada semester I 2024, boikot ini telah mengubah peta persaingan antara merek global dan lokal di Indonesia.

Hal ini terutama terjadi pada kategori perawatan dan kecantikan.

BACA JUGA:Cek Daftar Kendaraan yang Boleh dan Dilarang Pakai BBM Bersubsidi Jenis Pertalite

BACA JUGA:Sharp Mobile Learning Station, Bantu Tingkatkan Minat Literasi Siswa SD, Kunjungi ke Seluruh Pelosok Negeri

Riset ini menganalisis 150 top beauty brands berdasarkan nilai penjualan di platform.

Antara lain Shopee, Tokopedia, dan Blibli selama periode Januari 2022 hingga Juni 2024. 

Sampel ini mewakili lebih dari 60% total omset kategori perawatan dan kecantikan.

“Gerakan boikot yang bermula pada Oktober 2023 telah memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan brand lokal di kategori perawatan dan kecantikan,” ujar Hanindia Narendrata selaku Co-founder dan CEO Compas.co.id. 

BACA JUGA:Rilis Tahun 1980an, 4 Mobil Jadul Ini Masih Jadi Incaran di 2024, Nomor 3 Legend Banget!

BACA JUGA:5 Game Populer di Playstore Dengah Harga Cuma Rp 3000an, Pas Untuk Habiskan Waktu Disaat Gabut!

Data Compas.co.id menunjukkan bahwa enam dari sepuluh brand dengan nilai penjualan tertinggi di e-commerce pada semester pertama 2024 adalah brand lokal.

“Hal ini menandai adanya pergeseran dibandingkan tahun sebelumnya, di mana brand global dan lokal sama-sama menduduki lima besar,” jelasnya.

Pada semester I 2024 untuk nilai penjualan brand lokal yang berada di jajaran top 150 juga berhasil melampaui brand global.

Kategori :