Namun khusus songket Marga Danau di Kecamatan Pedamaran, menurut Dedi, terancam putus di masa kini.
BACA JUGA:Penyidik Kejati Tetapkan Satu Lagi Tersangka Dugaan Korupsi LRT Sumsel
BACA JUGA:Milan Semakin Dekat Capai Kesepakatan dengan Maignan
Dedi menduga hal itu terjadi, karena pengetahuan tentang songket Marga Danau hilang sejak tak ada pengrajin songket di Kecamatan Pedamaran setelah marga dibubarkan.
Karena hal itulah, menurut Dedi, Unsri menurunkan Tim Pengabdian untuk melakukan pendampingan membuat ATBM.
Ditambahkan Drs. Ansori, M. Pd, anggota tim pengabdian yang lain, ATBM dibuat lengkap dengan mendatangkan pengrajin utama dari Desa Limbang Jaya, OI, untuk melatih Kelompok Sungkitan Marga Danau di Desa Pedamaran VI tersebut.
Dikatakan Dedi, pihaknya perkenalkan dan membuat kembali ATBM ini di kelompok tersebut.
BACA JUGA:Tobatenun Rayakan Industri Tenun dan Peran Perempuan Indonesia
“Mulai dari dayan, cacak, awit, apit, por, suri, tumpuan, pemipil, beliro, pelinting, teropong hingga rogan.
Agar ATBM ini kembali akrab di masyarakat Pedamaran.
Sehingga nanti muncul kembali kegiatan tenun songket Marga Danau di Kecamatan Pedamaran ini,” tukas Drs. Ansori.
Sedangkan ditambahkan Dr. Agustina Bidarti, S.P., M.Si, penggalian potensi songket Marga Danau di Kecamatan Pedamaran ini merupakan peluang dan tantangan dalam mengelola kewirasauahaan songket di pedesaan.
BACA JUGA:5 Fakta Tentang Bukit Siguntang Palembang yang Dijadikan Objek Wisata Bersejarah dan Keramat!
BACA JUGA:Inilah 5 Daerah Penghasil Batu Akik Berkualitas Tinggi di Indonesia
“Saya melihat bahwa kualitas kain songket ditentukan juga oleh seorang penenun songket.