‘Selamatkan’ Songket Marga Danau, Ini yang Dilakukan Tim Pengabdian Unsri di Pedamaran OKI

Jumat 27-09-2024,05:21 WIB
Reporter : Sulis Utomo
Editor : Sulis Utomo

Oleh karena itu penenun membutuhkan konsentrasi, kerapian dan teliti dalam menenun songket. 

Sama seperti menganyam tikar purun yang sudah ada di Pedamaran. 

Menenun, songket bukanlah pekerjaan sekali jadi, melainkan butuh waktu cukup lama. 

BACA JUGA:Berikut 5 Jenis Batu Akik Asal Baturaja yang Paling Disukai Kolektor

BACA JUGA:Sekda Sumsel Buka Lokakarya Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan

Kain tenun songket, satu helai misalnya membutuhkan waktu selesai sekitar 7 hingga 12 hari dengan jam kerja 8 sampai 12 jam per hari,” papar  Agustina Bidarti.

Jika melihat potensi kain songket yang terus dipergunakan dalam adat istiadat di Pedamaran, maka secara entrepreneurship, songket memiliki potensi besar untuk dikembangkembalikan di Pedamaran. 

Hasil kerajinan songket Marga Danau ini, lanjut dia, juga dapat mengisi tempat penjualan di Pasar 16 Ilir, Komplek Pertokoan Ilir Barat Permai Ramayana 24 Ilir, atau di outlet-outlet rumah songket di Kampung Suro Palembang. 

Selain itu, sebagian songket Marga Danau Pedamaran juga bisa dijual di Pasar Kalangan Desa Baru, Pasar Serinanti atau Pasar Kayuagung.

BACA JUGA:Inilah Jenis Batu Akik yang Miliki Manfaat Memperlancar Aliran Darah

BACA JUGA:Baca dan Pahami! Inilah 4 Khasiat Batu Akik Kecubung Wulung Baturaja

Sehingga bisa menjadi potensi ekonomi masyarakat pedesaan. Sekaligus, menjadikan kembali Pedamaran 6 sebagai Kampung Songket Marga Danau.

Kegiatan selama tiga bulan ini yang mulai sejak awal Agustus hingga akhir Oktober 2024.

Dipusatkan di rumah Ibu Elvika Gebul, Ketua Kelompok Sungkitan Marga Danau. 

Sejumlah mahasiswa juga dilibatkan dalam kegiatan ini. 

BACA JUGA:3 Area Wisata Di Benteng Kuto Besak Palembang Ini Bakal Jadi Destinasi Heritage Seperti Di Yogyakarta!

Kategori :