PALPRES.COM - Pembangunan jalan di Sumatera Utara menuai kritik dari warga setempat.
Bahkan, pembangunan jembatan kedua di Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara menjadi topik hangat yang tuai pro dan kontra.
Proyek yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rayat (PUPR) ini mengurasi kas negara hingga Rp40 miliar demi meningkatkan konektivitas di wilayah tersebut.
Terlebih, pembangunan ini juga menghancurkan salah satu monumen tentang perang dunia kedua lantaran menghalangi pembangunan.
BACA JUGA:Berikut 4 Manfaat Buah Alpukat, Nomor 3 Meredakan Kulit Berjerawat
BACA JUGA:LUAR BIASA! 5 Pesawat Buatan Anak Bangsa Ini Gemparkan Mancanegara
Jembatan Porsea Lama merupakan salah satu peninggalan sejarah yang penting.
Dibangun pada masa kolonial Belanda, jembatan ini bukan hanya infrastruktur vital, namun juga saksi bisu peristiwa besar selama perang dunia II.
Hadirnya monumen ini untuk memperingati peristiwa baku tembak antara tentara Belanda dengan Jepang yang terjadi tahun 1942.
Sayangnya, proyek pembangunan jembatan baru justru mengorbankan monumen tersebut dan terkpaksa dihancurkan.
BACA JUGA:2 Pelaku Kasus Judol Libatkan Pegawai Komdigi Tiba di Bandara Soetta
Nantinya, monumen tersebut akan dibangun ulang demi mengingat peristiwa bersejarah tersebut, pembangunan akan dilakukan di sebelah jembatan nantinya.
Pemerintah beralasan bahwa pembangunan jembatan kedua di Porsea sangat diperlukan untuk mengatasi kepadatan lalu lintas dan meningkatkan akses menuju kawasan wisata Danau Toba.
Proyek ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, terutama dengan meningkatnya jumlah wisatawan.