BACA JUGA:Israel Klaim Tewaskan Pejabat Hamas Terakhir di Gaza, Ini Profilnya
Matan juga mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan mendesak rakyat Israel untuk terus melakukan demonstrasi demi mencapai kesepakatan dengan Hamas.
Matan yang mengaku sudah menjadi sandera Hamas selama lebih dari 420 hari, mengaku mendengar tentang rencana Netanyahu untuk membawa para sandera pulang.
Matan Zangauker dalam video tersebut dalam Bahasa Ibrani, memohon kepada pemerintah Israel untuk mencapai kesepakatan untuk menjamin pembebasan tahanan di Gaza-Tangkapan Layar X @bringhomenow-
Termasuk soal janji memberikan USD 5 juta, kepada siapa pun yang memastikan para sandera kembali dengan selamat.
Terkait hal itu, Matan mengaku sangat kecewa.
BACA JUGA:Berduka atas Kematian Yahya Sinwar, Ini Sumpah Para Militan Hamas
BACA JUGA:Israel Pastikan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, Biden-Harris Harap Kekerasan Berakhir
Karena dengan janji tersebut, menurut Matan, dia yakin jika Donald Trump tidak mengenal dengan siapa dia berhadapan dan bagaimana terkait mentalitas mereka.
“Kami masih hidup. Kami ingin kembali sebelum kami menjadi gila, karena isolasi membunuh kami dan kegelapan di sini menakutkan,” curhat Matan.
Video diakhiri dengan teks bertuliskan, “Waktu hampir habis.”
Aksi protes berlangsung
BACA JUGA:Dokumen Rahasia Terungkap, Hamas Ajak Iran pada Serangan 7 Oktober ke Israel?
BACA JUGA: Israel Serang Tepi Barat, Tewaskan 18 Warga, Termasuk Komandan Hamas Tulkarem
Sementara itu, Ibunya, Einav Zangauker, adalah salah satu tokoh paling terkemuka di Israel yang menyerukan pemerintah untuk menegosiasikan kesepakatan pembebasan sandera yang akan mengakhiri perang.
Pada Sabtu malam, kembali terjadi protes besar di Tel Aviv, yang dihadiri Einav Zangauker, serta kota-kota Israel lainnya.
Sementara Rabu lalu, keluarga para tawanan merilis video buatan AI yang menunjukkan putra Netanyahu, Yair, disandera oleh Hamas.