Lebih jauh Suryo menjelaskan, revenue atau pendapatan TIS berkait langsung dengan seberapa besar komoditi utama yang diangkut yaitu batubara melewati jalan hauling SLR dan yang dikapalkan SDJ.
BACA JUGA:ATURAN TERBARU MENPAN RB! Pengangkatan PPPK 2024 Bagi 5 Kategori Honorer Ini Resmi Dibatalkan
BACA JUGA:Inilah Bendungan Raksasa di Sulawesi Utara Senilai Rp2.026 Triliun, Mampu Irigasi Lahan 2.200 Hektar
Tahun ini, misalnya, besaran batubara yang lewat dan dikapalkan TIS sebanyak 21 juta ton, meningkat sekitar 15 persen dari tahun 2023 yang sebesar 18 juta ton.
Dan tahun depan diperkirakan menjadi 27 juta ton.
Victor menambahkan, sejak tahun ini, PT Bukit Asam Tbk mulai mengirimkan produksi batubara mereka melalui jalur dan pelabuhan batubara TIS.
Tentu saja kabar ini membawa angin segar bagi perusahaan.
BACA JUGA:Ini Dia Daftar Kota Paling Maju di Indonesia, Teknologi Sudah Maju dan Pusatnya Ekonomi
Victor meyakini, batubara Bukit Asam yang melewati jalan TIS dari tahun ke tahun akan terus bertambah.
Apalagi di tengah harga batubara yang relatif stabil di harga US 125 dolar per ton.
Bahkan untuk mengantisipasi terjadi bottle neck, penyumbatan di jalur lalu lintas.
Akibat lonjakan angkut dan pengapalan itu, tahun ini TIS sudah menambah jumlah pelabuhan dari 2 menjadi 3 pelabuhan dengan 5 konveyor.
BACA JUGA:Presiden Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Sumsel 8 Persen, Pemprov Sumsel Optimis Capai Target
BACA JUGA:Sebabkan Kerugian Ekonomi Rp600 Triliun dan Kasus Bunuh Diri, Ini 4 Langkah Hindari Judol
Rencananya, tahun depan perusahaan akan menambah 1 konveyor lagi.