Victor juga mengaku optimis dengan pencapaian perusahaan di masa depan.
Dia menjelaskan, Indonesia sebagai negara produsen dan eksportir utama batubara termal di dunia.
Saat ini pasokan batubara didominasi tambang-tambang yang ada di Kalimantan.
BACA JUGA:Satgas Pasti OJK Temukan 2.164 Aktivitas Keuangan Ilegal di Sumbagsel, Dominasi Pinjol Ilegal
Masalahnya, biaya stripping atau pengedukan batubara di Kalimantan sudah semakin mahal lantaran usia penambangan yang sudah cukup lama.
Dengan biaya pengedukan yang kian mahal, harga menjadi tidak kompetitif.
“Ruang inilah yang menjadi masa depan kami,” katanya.
Fakta menunjukkan, saat ini Sumatera adalah penghasil batubara terbesar kedua di Indonesia.
BACA JUGA:PNS, PPPK, TNI dan Polri Dapat Uang Tambahan dari Sri Mulyani, Segini Nominal di Tahun 2025
BACA JUGA:Cegah Daya Beli Masyarakat Turun, Sri Mulyani Beberkan 4 Jurus Jitu
Dan Sumatera Selatan, yang menjadi wilayah tempat beroperasi TIS berada, adalah penyumbang terbesar dari produksi batubara di Sumatera.
Cadangan batubara di Sumatera Selatan tercatat sebanyak 9,3 miliar ton.
Jumlah ini 25% dari cadangan batubara nasional yang mencapai 37,6 miliar ton.
Konsentrasi tambang batubara di Sumatera Selatan berada di tiga wilayah kabupaten, yakni Muara Enim, Lahat, dan Ogan Komering Ulu.
BACA JUGA:Sri Mulyani Pastikan Bansos PKH dan BPNT Akan Lanjut di 2025, Benarkah Kuota Penerima Bertambah?