Yakni, memanfaatkan excess gas PEP Limau Field sebagai bahan bakar pembangkit listrik untuk proses pengeringan dan penggilingan kulit jeruk serta proses produksi lainnya di rumah produksi Gema Dewata.
Produk inovasi tercipta berupa Bio-plastic ramah lingkungan dengan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi bagi masyarakat.
Dengan Inovasi ini terjadi transformasi, dari sebelumnya pengeringan kulit jeruk mengandalkan sinar matahari dengan durasi yang kondisional, sehingga waktu proses cenderung lebih panjang.
BACA JUGA:PHR Zona 4 Utamakan Aspek Keselamatan Hingga Jalankan Program Ramah Lingkungan
BACA JUGA:Field Trip SKK Migas, Ajak FJM Sumsel Kenal Binaan K3S PHR Zona 4
Pemanfaatan gas membuat proses pengeringan dan proses produksi lainnya menjadi lebih cepat dan efisien.
Pengoptimalan excess gas dialihkan menjadi sumber energhi listrik sebesar Rp373.896.60/4 bulan dan mengurangi emisi sebesar 187,15 Ton CO2eq/tahun.
Inovasi dari PEP Prabumulih Field tak kalah menarik, yakni Pakar Balam.
Sebuah inovasi transformasi berupa pengalihan penggunaan produk cuka para (berbahan dasar kimia) dalam pengelolaan perkebunan karet menjadi mokusaku (cuka kayu berbahan dasar biomassa kayu).
BACA JUGA:Dikunjungi Kepala SKK Migas Pusat, PHR Zona 4 Targetkan Produksi Migas Meningkat
BACA JUGA:SKK Migas Pastikan KKKS PHR Zona 4 Telusuri Penyebab Insiden Kebakaran
Dampak positif terhadap lingkungan melalui uji produksi mokusaku berhasil menekan emisi sebesar 12.375 tonCO2eq/tahun.
Sementara itu dari PEP Rantau Field, terdapat Sinar Pelita.
Beberapa inovasi yang digagas antara lain pemanfaatan gas berlebih (excess gas) dari PEP Rantau Field sebagai bahan bakar energi untuk pengoperasian perahu karet dengan jangkauan evakuasi korban bencana alam yang lebih luas.
Selanjutnya, terdapat modifikasi pada panel Surya Piezoelektrik yang mampu mengkonversikan tekanan air hujan menjadi energi listrik.
BACA JUGA:3 Cara PHR Regional 1 Zona 4 Menjaga Keberlangsungan Hulu Migas