MERIAH! Lebaran di Kayuagung OKI Ada ‘Midang Bebuke’ Hingga Pelestarian Tradisi ‘Cang Incang’
Pelestarian adat istiadat Midang Bebuke di Kayuagung OKI -palpres.com -
Seiring dan berjalannya waktu, midang ini terus mengalami perkembangan sehingga menjadi sebuah agenda pariwisata di OKI.
Bahkan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda (WBTB) oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
BACA JUGA:Gelar Open House, Rumah Pribadi Bupati Muba ‘Digeruduk’ Masyarakat
BACA JUGA:Waspada Modus Penipuan Saat Lebaran! BRI Bagikan Tips Terhindar dari Penipuan dan Kejahatan Siber
Kenalkan Sastra Tutur ‘Cang Incang’ ditengah Terpaaan Teknologi Digital
Selain ‘Midang Bebuke’ Idul Fitri kali ini juga dimeriahkan dengan perlombaan ‘Cang Incang’ yang di ikuti oleh anak muda gen Z.
Lomba ini bertujuan agar dapat menginspirasi lebih banyak anak muda OKI untuk mencintai dan mengerti nilai budaya daerah ditengah terpaan kemajuan teknologi digital.
“Saya bangga masyarakat OKI kuat menjaga tradisinya. Generasi muda harus tau dan bangga dengan budaya daerahnya ditengah kemajuan teknologi digital," ujar Gubernur Sumsel, Herman Deru.
BACA JUGA:YUHU, Klaim Saldo DANA Sekarang Cuan Rp 1500.000 Bisa Kamu Raih, Ga Percaya? Buktikan Saja!
BACA JUGA:Wako dan Wawako Serta Forkopimda Lubuk Linggau Silaturahmi ke Gubernur Sumsel
Tradisi Cang-incang adalah sastra lisan yang diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Kayuagung, Sumatera Selatan.
Tradisi ini biasanya ditampilkan pada upacara pernikahan.
Ciri khas Cang-Incang Kayuagun mengandung kata-kata klasik dan ungkapan-ungkapan yang mencerminkan kebudayaan masyarakat setempat.
Biasanya dituturkan oleh mempelai perempuan kepada keluarganya pada saat ia akan melangsungkan acara pernikahan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
