Honda

SMB IV Dukung Kajian Lanjutan Abdul Somad Al-Palimbani dan Muhammad Arsyad Al-Banjari

SMB IV Dukung Kajian Lanjutan Abdul Somad Al-Palimbani dan Muhammad Arsyad Al-Banjari

PALEMBANG, PALPRES.COM - Dua Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah (Rafah) Palembang dan UIN Antasari Banjarmasin, mengkaji tokoh ulama nusantara asal daerah masing-masing.

Kajian digelar Jumat (30/2) sore, di ruang rapat Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang. 

Kedua tokoh tersebut yakni Abdul Somad Al-Palimbani dari Palembang, dan Muhammad Arsyad Al-Banjari dari Banjarmasin.

Kedua tokoh di kenal sosok ulama penentang kolonialisme di Nusantara.

BACA JUGA:UIN Rafah-UIN Antasari Kaji Persahabatan Ulama Nusantara, Abdul Somad Al-Palimbani dan M Arsyad Al-Banjar

Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn mengapresiasi kajian yang dilakukan UIN Raden Fatah, terhadap  Abdul Somad Al-Palimbani dan Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Menurut SMB IV, ada keterkaitanlah sehingga di bahas  mungkin kitab-kitabnya banyak kemiripan, apakah sama-sama saling mengajari, atau pernah bertemu atau memiliki guru yang sama.

“Ini yang harus kita kembangkan kedepan, kenapa kok ada kemiripan  seperti Ratib Samman, artinya ada konentivitas diantara mereka,” katanya.

Termasuk kedua tokoh ini, menurut SMB IB, adalah tokoh penentang kolonialisme di Nusantara, termasuk di Palembang dan Banjarmasin.

BACA JUGA: SMB IV Apresiasi Festival Sriwijaya XXX Tahun 2022

“Kedepan bisa ada kajian lanjutan apakah kemudian dibuat kajian bersama, mungkin bisa dilihat lagi persamaan-persamaan kitab-kitab yang dibuat oleh mereka,” ujarnya.

Arrtinya, menurut SMB IV, kemungkinan hubungan itu artinya memiliki guru yang sama, ataupun mereka saling memperhatikan.

Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Prof. Dr. Mujiburrahman, MA mengakui baik Abdul Somad Al-Palimbani dari Palembang dan Muhammad Arsyad Al-Banjari dari Banjarmasin, adalah tokoh penentang kolonialisme di Nusantara.

“Terutama Abdul Somad Al-Palimbani, yang memang sampai wafat  dalam perjuangan,” ungkap Mujiburrahman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com