Honda

Surat-Surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Ketiga)

 Surat-Surat  Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Ketiga)

BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Terakhir)

Saya terpaksa harus mengambil keputusan secepat mungkin.

Seperti yang Anda ketahui, saya menginap selama empat hari di tempat Engelmann.

Saya mengunjungi Engelmann, karena di Batavia saya mendengar bahwa ia mengidap penyakit TBC.

Pada saat pertama kali melihatnya, saya terkejut, ia telah kehilangan berat badannya secara drastis.

BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Ketujuh)

Saya tidak percaya bahwa ia mengidap TBC, tetapi saya percaya bahwa alangkah baiknya bagi Engelmann untuk tinggal beberapa saat di daerah panas, karena ia terus menerus mengeluarkan darah.

Engelmann mengatakan bahwa paru-parunya sudah terkena, dan ia akan datang ke Buitenzorg, untuk bercerita.

Bandung terlalu lembab bagi seseorang yang mengidap penyakit semacam itu.

Di Cianjur saya berkenalan dengan Misionaris Albers dan Coolsma, keduanya berasal dari Lembaga Misionaris Rotterdam.

BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Keenam)

Kedua misionaris ini giat berfokus pada Bahasa Sunda, dan mengatakan kepada saya bahwa mereka memprotes terjemahan Grashuis.

Sangat disayangkan bahwa lembaga misionaris tersebut tidak menanggapi mereka.

Kedua pria tersebut sangat terkesan pada Engelmann, yang ketekunan dan keahliannya patut dihargai.

BACA JUGA:Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Kelima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com