Honda

Lumbung Emas di Bengkulu Jadi Rebutan Negara Asing, Belanda dan Australia Sudah Turun Gunung?

Lumbung Emas di Bengkulu Jadi Rebutan Negara Asing, Belanda dan Australia Sudah Turun Gunung?

Ilustrasi lumbung emas di Bengkulu yang jadi rebutan negara asing-istock-

PALPRES.COM - Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan energi.

Salah satu daerah yang dikenal dengan potensi pertambangan dan energi adalah Provinsi Bengkulu.

Terdapat beberapa potensi pertambangan terbesar di Bengkulu yakni batu bara, emas hingga pasir besi.

Menariknya, potensi lumbung emas di Bengkulu ini menjadi rebutan negara-negara asing diantaranya Belanda dan Australia.

BACA JUGA:Jangan Takut Kesetrum Kalau Mobil Listrik Korsleting, Ini yang Harus Kamu Lakukan

BACA JUGA:Tiket Masuknya Cuma Rp15.000, Inilah Wisata Alam Ramah Anak di Jawa Barat

Negara kangguru ini nekat turun gunung demi mengeruk harta karun emas yang ada di Provins Bengkulu.

Sejak dulu, salah satu desa yang ada di Bengkulu menyimpan kekayaan alam berupa emas.

Ya, diketahui desa terpencil ini sangat populer pada zaman Hindia Belanda.

Bahkan, perusahaan penambang emas asal Belanda bernama Mijinbouw Maatshappij Redjang Lebong pernah berdiri di desa ini tahun 1896.

BACA JUGA:Guinea Pantang Pilih Lawan di Play Off Olimpiade, Timnas Indonesia U-23 dan Irak Sama Saja

BACA JUGA:Elnusa Catatkan Laba Bersih 183 Miliar di Kuartal Pertama 2024, Item Ini Sumber Pendapatannya

Setelah berjaya, di tahun 1901 berdiri perusahaan penambang emas bernama Mijinbouw Maatshappij Simau asal Belanda.

Kala itu, saking melimpahnya emas di desa seluas 20 kilometer persegi ini mampu memasok 72 persen emas bagi Kerajaan Belanda.

Akan tetapi, sejak Belanda hengkang dari Indonesia di tahun 1947, aktivitas pertambangan diambil alih oleh masyarakat setempat.

Kemudian, Australia mulai turun gunung setelah mengetahui bahwa lumbung emas di Bengkulu ditinggalkan oleh Belanda.

BACA JUGA:5 Kota Paling Seru untuk Merantau di Indonesia, Mahasiswa dan Pekerja Pasti Happy Tinggal di Sini

BACA JUGA:Stabil, Harga Emas Antam Hari 30 April di Palembang Masih Rp1.325.000 per Gram

Di tahun 1980, tambang emas di desa terpencil ini dikelola oleh PT Lusang Mining asal Australia.

Selanjutnya perusahaan asal negeri kangguru ini melakukan perluasan wilayah tambang.

Tak ayal, masyarakat sekitar mulai dilakukan transmigrasi paksa oleh perusahaan tersebut.

Ironisnya, tahun 1994 PT Lusang Mining ini bangkrut dan meninggalkan desa yang kini dikenal dengan sebutan Lebong Tandai ini.

BACA JUGA:6 Toko Perlengkapan Olahraga Terbaik di Palembang, Penuh Alat-alat untuk Kebugaran Fisik, Lokasinya Strategis!

BACA JUGA:8 Destinasi Wisata Favorit di OKI Sumsel yang jadi Surganya Para Pecinta Alam

Secara administratif, Desa Lebong Tanda masuk di wilayah Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara.

Desa yang berjuluk Batavia kecil ini sekarang dihuni sekitar 200 kepala keluarga yang berprofesi sebagai penambang emas.

Menariknya lagi, emas yang ada di puncak tugu Monas juga konon berasal dari Desa Lebong Tandai di Bengkulu ini.

Demikian informasi lumbung emas di Bengkulu jadi rebutan negara asing yang akhirnya turun gunung membangun perusahaan pertambangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: