Honda

Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Selesai)

  Surat-surat  Herman Neubronner van der Tuuk  di Lampung, 1868-1869 (Selesai)

Karena penyakit saya adalah akibat saya tinggal di daerah Lampung, sehingga tentu saja sudah jelas bahwa Lembaga Alkitab tidak membayar gaji saya selama ini. 

Desember ini saya kembali bekerja pada Lembaga Alkitab dan saya harap Anda bersedia menyampaikan kabar ini kepada Bendahara (Koch? Anda tidak memberikan alamat kepada saya). 

Sekarang kabar yang penting bagi Anda dan Lembaga Alkitab. Kemarin lusa pemerintah mengusulkan agar saya meneruskan pekerjaan yang telah dimulai oleh Koorders. 

Ia meninggalkan 20 portofolio dan saya diminta untuk mengerjakan itu menjadi sebuah kamus dan buku tata bahasa. 

BACA JUGA:Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kesebelas)

Saya menjawab bahwa saya melihat peluang untuk memperoleh berkas-berkas Engelmann, dan bahwa saya dengan senang hati menerima tugas itu, kecuali jika tinggal di daerah Priangan dilihat penting, karena saya ditugaskan oleh Lembaga Alkitab untuk berangkat ke Bali di mana saya akan mempelajari bahasa yang selalu saya anggap lebih penting ketimbang bahasa Sunda yang dicampuraduk dengan bahasa Melayu dan Jawa. 

Walaupun saya belum pulih benar dan tidak ada salahnya saya tinggal di sini satu bulan lagi, namun saya tetap ingin pergi dengan harapan bahwa saya akan memperoleh kekuatan saya kembali dengan adanya perubahan gaya hidup, misalnya perjalanan lewat laut dan sebagainya. 

Menurut Holle, berkas-berkas Engelmann itu agak mengecewakan, karena pada tahun-tahun terakhir Engelmann terlalu lemah untuk membuat catatan secara teratur. 

Kini berkas-berkas itu berada di tangan Van Dorp dan Pendeta Van Steeden, dan Van Dorp tidak segan untuk memberikan berkas-berkas itu kepada saya untuk melihat apa yang bisa saya perbuat. 

BACA JUGA: Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kesepuluh)

Tetapi Lembaga Alkitab, apa yang mereka ingin lakukan dengan berkas-berkas itu? 

Mohon berikan jawab atas pertanyaan ini. 

Dialek Angkola-Sipirok adalah bahasa Mandailing utara. Istilah ini tidak dikenal oleh orang Batak dan merupakan penemuan para misionaris. Dalam bahasa Batak, Sipirok disebut dolok (pegunungan), tetapi para misionaris meragukan istilah dolok. 

Ketika saya berada di tanah Batak, saya melihat di setiap pemandangan, ya, terkadang di setiap daerah, adanya penyimpangan dari apa yang saya pernah pelajari di tempat lain. 

BACA JUGA: Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kesembilan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com