Honda

Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Selesai)

  Surat-surat  Herman Neubronner van der Tuuk  di Lampung, 1868-1869 (Selesai)

Ia menguntungkan bagi saya, karena sudah ada jemaat yang terbiasa dengan istilah-istilah baru, sehingga membuat penerjemah mampu menguji sejauh mana kata-kata baru dapat dimengerti.

Saya ingin tahu apakah Schreiber mampu – tanpa menyerap kata-kata dalam bahasa Melayu – membuat kata-kata untuk Roh Kudus, altar, rasul, dan sebagainya. Menurut pendapat saya, ia terlalu dini dalam membuat terjemahan itu, tetapi saya harus melihat hasil kerjanya sebelum saya mengatakan apakah terjemahan itu dapat digunakan atau tidak. 

Saya khawatir bahwa ia akan merusak bahasa, karena justru ‘die geistlichen Dinge’ (hal-hal yang bersifat rohani) merupakan batu sandungan. 

Tugas dari Lembaga Alkitab untuk Denninger tidak hati-hati, karena dasar apa yang kita harus kaitkan dengan penilaian Tuan Fabri tentang kemampuan bahasa yang kuat yang dimiliki oleh misionaris itu? Denninger melakukan debutnya hanya dengan menciptakan bahasa tulis. 

BACA JUGA:Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kelima)

Luther menggunakan dialek yang paling ia kenal, dan karena itu adalah bahasa Jerman, maka bahasa Saxon sebagai bahasa lisan menjadi lebih kuat. Denninger melakukan permainan bahasa, dan akan mengalami kegagalan. 

Tetapi apa untungnya bagi saya untuk melawan orang-orang seperti itu? 

Orang-orang di Eropa itu begitu bodoh untuk mempercayai bahwa seseorang bisa mempelajari sebuah bahasa dengan mudah, karena mereka tidak tahu bagaimana kita hidup di sini berhubungan dengan penduduk setempat. 

Mereka tidak sadar akan adanya kesulitan. 

BACA JUGA:Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Keempat)

Oleh karena itu, mereka percaya saja bahwa orang-orang tanpa pendidikan apa pun dan tanpa persiapan untuk mempelajari bahasa, bisa dengan mudah dalam beberapa tahun saja menghasilkan terjemahan alkitab yang langsung bisa digunakan. 

Sejarah Grashuis dan terjemahannya yang berjudul Lukas memberikan kita pelajaran betapa mudahnya bagi mereka yang beriman untuk melangkahi kesulitan.

Bahkan para misionaris Coolsma dan Albers harus memberikan laporan yang tidak baik tentang hasil kerja Grashuis, namun hasil kerja itu tetap membuat peningkatan sehingga Lembaga Alkitab mencoba untuk memaksa Engelmann yang malang itu untuk menyerahkan hasil kerja yang sembarangan! 

Tuan Coolsma tinggal di sini. Saya mengenal Coolsma sebagai praktisi bahasa Sunda yang luar biasa, bukan karena saya menganggapnya seorang ahli bahasa, tetapi saya melihat bahwa ia banyak bergaul dengan penduduk setempat, sehingga ia mempunyai banyak pengetahuan praktis tentang bahasa Sunda. 

BACA JUGA: Surat-Surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Ketiga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com