Komnas HAM Ungkap Fakta Baru, Banyak yang Tak Sesuai dalam Kasus Kematian Brigadir J
Ajudan Irjen Ferdy Sambo Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E. - Ricardo/JPNN-jpnn.com
JAKARTA, PALPRES.COM - Komnas HAM kembali mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan perihal kasus yang disebut polisi baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Menurut Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, banyak informasi yang tidak sesuai dalam insiden yang menewaskan Brigadir J itu.
Misalnya, dia melanjutkan soal informasi Brigadir J menodongkan senjata kepada Bharada E sebelum dua anggota Brimob itu disebut terlibat baku tembak.
Komnas HAM sudah memintai keterangan kepada para saksi dan mereka tidak satu pun yang mampu menginformasikan tentang penodongan senjata oleh Brigadir J.
BACA JUGA:Mengejutkan, Kasus Brigadir J Terungkap dari 10 Ponsel
"Jadi, keterangan bahwa selama ini Yosua (Brigadir J, red) sedang menodongkan senjata, dalam keterangan mereka (saksi, red) ini enggak ada peristiwa itu," ucap dia dalam diskusi virtual berjudul Menguak Kasus Kematian Brigadir J, Jumat kemarin.
Selain aksi penodongan, informasi tidak klop lainnya berkaitan dengan kasus pelecehan seksual.
Polisi sebelumnya menarasikan Brigadir J diduga melecehkan istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi sebelum anggota Brimob itu baku tembak dengan Bharada E.
Damanik melanjutkan Komnas HAM yang turut memeriksa saksi kasus tewasnya Brigadir J, tidak menemukan orang yang melihat peristiwa pelecehan seksual.
BACA JUGA:Buntut Kasus Brigadir J, Tiga Jenderal Dimutasi
"Makanya, kami juga belum bisa meyakini apa terjadi pelecehan seksual atau tidak," dia menambahkan.
Damanik menjelaskan saksi yang bisa mengkonfirmasi tentang peristiwa baku tembak hanya bersumber dari Bharada E.
Dia memang tidak memungkiri ada Riki, seorang ajudan Irjen Ferdy Sambo yang berada di sekitar lokasi.
Namun, Riki sebenarnya tidak melihat peristiwa baku tembak secara langsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com