Santri Meninggal Diduga Akibat Dianiaya, Inilah Profil Pondok Pesantren Gontor
Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor belakangan menjadi sorotan publik gara-gara kasus kematian seorang santri asal Palembang berinisial AM (17), yang diduga dianiaya sesama santri.--
PALEMBANG, PALPRES.COM - Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor belakangan menjadi sorotan publik gara-gara kasus kematian seorang santri asal Palembang berinisial AM (17), yang diduga dianiaya sesama santri saat menempuh pendidikan di ponpes itu.
Semula, pihak ponpes menyebut AM meninggal karena keletihan usai kegiatan kemah.
Tapi belakangan disebutkan, AM tewas diduga karena dianiaya rekannya.
Tak hanya AM, ada dua korban lainnya yang saat ini dirawat di rumah sakit.
BACA JUGA:Usut Tuntas, Keluarga Santri Gontor Inginkan Tindakan Hukum
Pihak pesantren langsung mengambil langkah tegas.
Para pelaku penganiayaan dikeluarkan dari pondok dan secara resmi melaporkan kasus tersebut ke Polres Ponorogo.
Dikutip dari laman Gontor.ac.id, berikut ini profil dari Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor.
Ponpes ini merupakan salah satu tempat belajar pendidikan agama paling tua di Jawa Timur, sudah ada sejak abad 18.
BACA JUGA:Ponpes Gontor Diduga Sempat Tutupi Penyebab Kematian Santrinya
Bermula pendirian Pondok Tegalsari, yang menjadi cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor.
Pondok ini didirikan oleh Kyai Ageng Hasan Bashari.
Ribuan santri berduyun-duyun menuntut ilmu di pondok tersebut. Saat pondok tersebut dipimpin oleh Kyai Khalifah, terdapat seorang santri yang sangat menonjol dalam berbagai bidang.
Namanya Sulaiman Jamaluddin, putera Panghulu Jamaluddin dan cucu Pangeran Hadiraja, Sultan Kasepuhan Cirebon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: