"Karang Dapo dalam, yang di pinggir sungai sudah ada air, sudah lumayan tinggi," ungkap Apriansyah, warga Kelurahan Karang Dapo, Kecamatan Karang Dapo.
Ia mengungkapkan, warga masih bertahan di rumahnya, karena mayoritas penduduk di daerah itu memiliki rumah panggung atau bertingkat. Sedangngkan, warga yang rumahnya sudah terendam banjir kini tengah sibuk memindahkan barang-barangnya hingga mengungsi ke rumah saudara.
"Yang rumahnya tinggi masih di rumah itulah, yang rumahnya rendah mereka mengungsi ke rumah keluarganya yang tinggi," kata Apri.
Warga Kelurahan Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir, Rahmat mengungkapkan air merendam permukiman penduduk di wilayah itu terjadi cukup cepat
"Sore kemarin jalan dalam desa belum ada air, saya bangun subuh tadi lihat air di jalan sudah selutut, naik sekitar 50 senti," ungkapnya.
Ia mengatakan, saat terjadi banjir, warga beraktivitas sehari-hari dari satu tempat ke tempat lain menggunakan perahu biduk. Sama halnya sepeda motor, kata dia, warga yang tinggal di bantaran sungai Rawas ini mayoritas memiliki perahu biduk. "Karena wilayah ini banjir setiap tahun, jadi biduk itu seperti motor, hampir setiap rumah ada," katanya.
Ia mengatakan, desanya memang menjadi langganan banjir setiap kali sungai Rawas meluap saat musim penghujan.
Rumah-rumah warga pun mayoritas rumah panggung, karena bencana banjir bagi mereka sudah biasa.
"Kalau kami di sini banjir ya banjir, sudah biasa, setiap tahun juga begini, makanya rumah warga kebanyakan rumah panggung, tapi aktivitas kita cukup terganggu," ujarnya.
Warga lainnya di Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Alam mengungkapkan dalam sehari semalam lonjakan air cukup signifikan.
"Di jalan utama air kini sudah di atas lutut orang dewasa, artinya air mengalami kenaikan kurang lebih satu meter dari sore kemarin sampai pagi ini,"Pungkasnya. SIS