RDPS
Honda

Bripka MS yang Pukul Anggota TNI Alami Gangguan Kejiwaan

Bripka MS yang Pukul Anggota TNI Alami Gangguan Kejiwaan

Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi didampingi Kabiddokkes Polda Sumsel, Kombes Pol dr Syamsul Bahar M Kes saat memberi keterangan pers terkait status kejiwaan Bripka MS-Kurniawan-palpres.com

PALEMBANG, PALPRES.COM – Bripka MS, oknum polisi Polda Sumsel yang tertangkap kamera dan viral di media sosial saat memukul anggota TNI di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Ksatria Ksetra Siguntang, sudah diamankan di Polda Sumsel.

Belakangan, viral lagi video Bripka MS yang bertingkah seperti orang gangguan jiwa dan merengek-rengek seperti anak kecil saat diamankan di Polda Sumsel.

Mengenai hal itu, Kapolda Sumsel, Irjen Pol Drs Toni Harmanto melalui Kabid Humas, Kombes Pol Supriadi didampingi Kabiddokkes Polda Sumsel, Kombes Pol dr Syamsul Bahar M Kes mengatakan, bahwa Bripka MS bukan pura-pura gila melainkan memang mengalami gangguan kejiwaan.

"Kita mempunyai bukti kalau Bripka MS ini memang mengalami gangguan jiwa bukan, pura-pura semata," ujarnya kepada wartawan, Jumat 16 September 2022.

BACA JUGA:Pasca Pemukulan Anggota TNI oleh Oknum Polisi, Kodam II Sriwijaya Minta Prajurit Tak Terprovokasi

Hal ini, menurutnya, berdasarkan Surat keterangan hasil BPKP Polri Nomor : R /34/ VI/ KES.3./ 2022/ Biddokes. 

Dimana dalam surat ini dikeluarkan pada 24 Juni 2022 menerangkan bahwa Bripka MS mengalami skizofrenia paranoid

Diketahui, skizofrenia paranoid merupakan salah satu jenis gangguan jiwa di mana pikiran dan realita tidak sejalan. 

Gangguan kejiwaan yang satu ini dapat memengaruhi cara seseorang berpikir dan berperilaku.

BACA JUGA: Pukul Anggota TNI, Oknum Polisi Bakal Disidang Disiplin dan Proses Hukum

Gejala utama skizofrenia paranoid adalah kemunculan delusi (waham) dan halusinasi, terutama halusinasi pendengaran.

Sehingga dalam surat tersebut, Bripka MS tidak dapat melakukan pekerjaan yang berat karena masih memerlukan perawatan dan pengobatan medis.

Namun, yang bersangkutan masih bisa melakukan pelayanan yang ringan sesuai dengan penyakitnya. 

"Jadi video yang beredar di medsos yang disebarkan oleh orang tidak bertanggung jawab itu tidak benar, apalagi itu direkam saat yang bersangkutan sedang melakukan konseling psikolog Polri," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com