Honda

Bunda Harus Tahu Nih! Permainan Tekstur Penting Bagi Anak

Bunda Harus Tahu Nih! Permainan Tekstur Penting Bagi Anak

ilustrasi permainan tekstur baik untuk anak-freepik-

PALEMBANG,PALPRES.COM- Permainan tekstur penting untuk dilakukan pada anak balita, salah satunya untuk mencegah anak pilih-pilih makanan atau yang kerap disebut picky eater.

Sejak lahir, secara alami Si Kecil akan mengeksplor dunia di sekitarnya dengan memanfaatkan sensori, atau inderanya. Karena itu pula Si Kecil senang menyentuh atau bahkan memasukkan benda ke dalam mulutnya. Eksplorasi melalui inderanya merupakan cara anak untuk mempelajari dan memahami dunia. 

Si Kecil juga belajar aneka tekstur dengan cara yang sangat menarik. Tak hanya memuaskan indera tangannya saja. Tapi juga indra penglihatan, pendengaran, serta fokus yang mampu terbangun selama berkegiatan. 

Sebagai orangtua, stimulasi tekstur sangat penting pada anak di usia dini. Mengapa? Berikut lima alasannya.

BACA JUGA:Resep Makanan yang Unik dan Enak untuk Ide Jualan

1. Bagus untuk keterampilan motorik 

Ketika anak menuangkan pasir ke dalam wadah, menggenggam mi, atau menghancurkan jelly, dia juga sedang mengembangkan kemampuan motorik halusnya, lho. Gerakan berulang itu memperkuat otot-otot jarinya. 

Kemampuan itu berkaitan dengan aktivitas lain yang bisa mendorong kemandirian anak. Menulis, mengancingkan baju, hingga mengikat tali sepatu adalah aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus. Permainan tekstur membantu kordinasi otot-otot jari anak lebih kuat. 

2. Membantu anak menjadi lebih kreatif  dan tidak takut untul mencoba hal baru 

Dengan tekstur-tekstur lainnya yang baru ia kenal, kreativitas anak akan meningkat. Dari yang hanya memindahkan pasir, kini dia sudah bisa membuat gunungan pasir dan lain sebagainya.  

BACA JUGA:5 Tiktokers Lucu dengan Konten yang Khas

3. Bermain tekstur mengembangkan keterampilan kognitif anak

Anak-anak akan belajar untuk mengamati, menganalisis, hingga membuat kesimpulan dari kegiatan bermain. Permainan tekstur juga dapat menguatkan koneksi antar-saraf dalam otak.

Contohnya saja adalah seperti bermain jelly. Saat memainkannya, anak akan mengamati bentuknya, menganalisis bagaimana teksturnya, apa yang bisa dia buat atau lakukan dengan jelly tersebut, hingga membuat keputusan apakah jelly itu aman atau tidak untuk dia makan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: