Citraland
Honda

Tari Gending Sriwijaya, Simbol Batanghari Sembilan

Tari Gending Sriwijaya, Simbol Batanghari Sembilan

Tari Gending Sriwijaya, ditarikan oleh beberapa gadis Palembang di Museum Negeri Sumsel, Balaputera Dewa-Foto: Alhadi Farid/palpres.com-palpres.com

PALEMBANG, PALPRES.COM - Tari Gending Sriwijaya merupakan tarian tradisional Sumatera Selatan yang melukiskan kegembiraan gadis-gadis Palembang saat menerima tamu dan menjadi simbol Batanghari Sembilan.

Hal ini dimaksudkan sebagai simbol perwakikan semua daerah dan suku-suku di Sumsel, yakni Sungai Musi, Sungai Komering, Sungai Ogan, Sungai Lematang, Sungai Rawas, Sungai Rupit, Kelingi, Beliti dan Batanghari Leko.

“Makanya Tari Gending Sriwijaya ini tidak boleh sembarangan ditarikan dan harus ditarikan sebanyak 9 penari. Tidak boleh 3 atau 5 orang saja, karena melambangkan Batanghari Sembilan yang alirannya harus terus mengalir,” jelas Maestro Seni Tari Sumsel, Elly Rudy disela Workshop Tari Tradisional Sumatera Selatan, di Auditorium Museum Balaputera Dewa, Ahad 28 November 2022.

Untuk itulah, di setiap gerakan Tari Gending Sriwijaya harus ditarikan dengan seluruh jiwa raga dengan gerakan sesuai ketukan dan mengalir seperti air sungai.

BACA JUGA:Rupanya Pempek Sudah Ada di Era Sriwijaya, Buktinya Tercatat di Prasasti Talang Tuwo

“Tari Gending Sriwijaya memiliki filosofi gadis Palembang yang halus, luwes dan sopan. Oleh sebab itulah, disini kita meluruskan pakem Tari Gending Sriwijaya ini sehingga tidak melenceng dari aslinya. Apalagi peminatnya cukup banyak. Oleh sebab itulah tetap harus dilestarikan seperti aslinya,” terangnya.

Gerak pada tari Gending Sriwijaya didominasi oleh gerak membungkuk dan berlutut, dan sesekali melempar senyum sambil melentikan jari-jari kuku. Gerak tersebut merupakan bentuk penghormatan kepada para tamu yang datang.

Dia menambahkan, Tari Gending Sriwijaya pertama kali dipentaskan dimuka umum pada tanggal 2 Agustus 1945 di lapangan Masjid Agung.

Dalam pertunjukannya, tarian ini menggunakan riasan yang cantik dan menggunakan Baju Kurung dan Dodotan, untuk warna busananya adalah merah sebagai ciri khas pakaian adat Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Candi Bumi Ayu Diasumsikan Penyokong Kedatuan Sriwijaya

“Warna merah memiliki daya tarik yang paling kuat dan banyak disenangi oleh kaum wanita, dengan begitu warna merah merupakan perlambangan dan selalu diasosiasikan dengan kegimbaraan dan keberanian. Pada riasan rambut terdapat hiasan bunga cempako yang masih kuncup dan melambangkan seorang wanita Palembang harus menjaga auratnya,” jelasnya.

Seperti diketahui, Tari Gending Sriwijaya merupakan tari yang melukiskan kegembiraan gadis-gadis Palembang saat menerima tamu yang diagungkan. Tepak yang berisi kapur, sirih, pinang dan ramuan lainnya dipersembahkan sebagai ungkapan rasa bahagia, Tari Gending Sriwijaya dengan diiringi Gamelan dan lagu Gending Sriwijaya.

Dalam bentuk aslinya musik pengiring ini terdiri dari gamelan dan gong. Sedangkan peran pengawal terkadang ditiadakan, terutama apabila tarian itu dipertunjukkan dalam gedung atau panggung tertutup.

Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawa pridon terbuat dari kuningan.

BACA JUGA:Menelusuri Peradaban Tionghoa di Bumi Sriwijaya, Melalui Masjid Cheng Ho

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com