Citraland
Honda

Tol Palembang Lampung Didesain Ramah Lingkungan, Manfaatkan Lalat Sebagai Tentara Hitam

Tol Palembang Lampung Didesain Ramah Lingkungan, Manfaatkan Lalat Sebagai Tentara Hitam

PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) meninjau Unit Pengolahan Sampah Organik dengan memanfaatkan lalat sebagai tentara hitam sebagai upaya mewujudkan Tol Palembang Lampung yang ramah lingkungan.-Foto: Istimewa-

BACA JUGA:Catat! Jadwal SIM Keliling di Palembang, Hari Ini 30 November 2022

“Program ini bekerja sama dengan Yayasan Berkah Bersama Abadi (BBA) dan Divisi Operasi & Pemeliharaan Jalan Tol (OPT) melalui program HK Peduli Lingkungan,” katanya.

Pengolahan sampah organik menggunakan teknik Bio-Conversion Fly (BSF), dimana dari lalat tentara hitam dewasa akan menghasilkan Maggot BSF.

Yaitu sejenis ulat atau larva yang dapat hidup subur dengan mengkonsumsi limbah sampah organik yang berasal dari sisa-sisa makanan pengguna jalan tol di Rest Area 215B Tol Terpeka.

Nantinya hasil pengolahan sampah yang berupa pupuk organik dan maggot juga dapat menjadi salah satu peluang usaha baru.

BACA JUGA:Jalan Rusak dan Macet, Gubernur Jambi Al Haris Ingin Angkutan Batu Bara Tetap Beroperasi, Begini Alasannya!

“Dengan metode ini, nantinya sampah organik yang diolah akan menghasilkan 2 produk yaitu pupuk organik dengan tingkat amonia lebih tinggi dari pupuk kompos serta larva BSF,” katanya.

Dengan begitu bisa dijadikan sebagai pakan pendamping ternak ikan dan unggas, sehingga memiliki peluang bagi masyarakat di sekitar Rest Area 215B Tol Terpeka untuk dikembangkan lebih lanjut.

“Hingga saat ini hasil pengolahan sampah organik dari UPS berupa pupuk organik dan pupuk organik kasar telah diaplikasikan langsung ke beberapa tanaman buah dan sayuran yang berada di sekitar rest area,” imbuh Tjahjo.

Saat ini di Rest Area 215B Tol Terpeka jumlah sampah organik yang dihasilkan adalah sekitar 100 - 150 Kg/hari.

BACA JUGA:Kasus Hibah Pilkada Ogan Ilir, Istri Mantan PPK Bawaslu Ogan Ilir Kembalikan Uang Rp600 Juta

Setelah diolah, selanjutnya kurang lebih sekitar 50 Kg sisa sampah organic yang dihasilkan dapat diolah kembali oleh fresh maggot dan nantinya dari 1 Kg Maggot akan mengurai sampah organik kurang lebih sebanyak 4 - 5 Kg/hari.

“Selain pengolahan sampah organik dengan maggot, upaya Hutama Karya lainnya dalam mewujudkan tol hijau dan ramah lingkungan adalah melalui program penanaman bibit pohon di sekitar rest area dan ruas tol,” tearngnya.

“Saat ini Hutama Karya sedang berupaya untuk mengedepankan SDGs tentang lingkungan dan juga prinsip creating shared value dalam setiap program tanggung jawab dan sosial yang dilakukan,” terangnya.

Selain memberikan bantuan, kesempatan dan peluang bagi komunitas dan masyarakat di sekitar wilayah operasional dan bisnis perusahaan, pihaknya juga berupaya adanya timbal balik yang dapat dirasakan oleh Hutama Karya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: