Citraland
Honda

Tol Palembang Lampung Didesain Ramah Lingkungan, Manfaatkan Lalat Sebagai Tentara Hitam

Tol Palembang Lampung Didesain Ramah Lingkungan, Manfaatkan Lalat Sebagai Tentara Hitam

PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) meninjau Unit Pengolahan Sampah Organik dengan memanfaatkan lalat sebagai tentara hitam sebagai upaya mewujudkan Tol Palembang Lampung yang ramah lingkungan.-Foto: Istimewa-

LAMPUNG, PALPRES.COMTol Palembang Lampung mulai didesain ramah lingkungan atau tol hijau.

Salah satu upaya yang dilakukan berupa pengolahan sampah organik, terutama di rest area.

Tahap awal, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) sejak satu bulan lalu mulai melakukan pengolahan sampah organik di di rest area 215B Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung (Terpeka).

Menariknya, Unit Pengolahan Sampah (UPS) dengan menggunakan media lalattentara hitam’.

BACA JUGA:Warga Perbatasan Papua Belajar Masak Opor, Mama Mince: Tidak Kalah dengan Kuah Kuning Kami

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan pembangunan UPS organik di Rest Area 215B Tol Terpeka ini merupakan inisiasi Hutama Karya.

Tujuannya untuk mengurangi jumlah sampah organik yang berada di sekitar rest area untuk dihasilkan menjadi produk baru yang dapat dimanfaatkan.

“Pembangunan Unit Pengolahan Sampah Organik di Rest Area 215B Terpeka ini, sudah dilakukan sejak 14 September 2022  dan secara efektif mulai dioperasikan untuk pengolahan sampah satu bulan setelahnya yakni 14 Oktober 2022  hingga saat ini,” jelasnya.

Sejak resmi dioperasikan, UPS di Rest Area 215B Tol Terpeka ini mampu menampung maggot dan BSF sebanyak 5000 Maggot BSF.

BACA JUGA:Lift Jembatan Ampera Mulai Dipasang, Desember Uji Coba, , Ubah 1 Lubang Paku Rusak Landmark Palembang

Dari jumlah Maggot dan BSF tersebut selanjutnya dapat mengolah sampah organik di Rest Area menjadi Pupuk Super Organik, Pupuk Kasar dan Kasgot sebanyak 2,5 Kg dari 10 Kg.

“Sampah organik yang diolah per harinya,” ujar Tjahjo.

Lebih lanjut Tjahjo menambahkan bahwa selain untuk pengolahan sampah organik dengan metode Black Soldier Fly (BSF) / lalat tentara hitam.

Kedepannya unit pengolahan sampah ini dapat dijadikan salah satu sarana rekreasi dan edukasi bagi pengguna jalan tol yang ingin mengetahui cara mengolah sampah organik yang baik dan benar serta memiliki nilai ekonomis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: