Tol Palembang Lampung Didesain Ramah Lingkungan, Manfaatkan Lalat Sebagai Tentara Hitam
PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) meninjau Unit Pengolahan Sampah Organik dengan memanfaatkan lalat sebagai tentara hitam sebagai upaya mewujudkan Tol Palembang Lampung yang ramah lingkungan.-Foto: Istimewa-
BACA JUGA:Kondisi Terkini Pembangunan Tol Palembang Jambi, Satu Tahun Selesai!
“Dengan demikian melalui program pengolahan sampah organik ini dapat berjalan dengan lancar untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri sekaligus menumbuhkan peluang bisnis baru dengan memanfaatkan sampah organik yang berada di Rest Area 215B Tol Terpeka,” tutup Tjahjo Purnomo EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Tahun depan, Hutama Karya berencana untuk mencoba menerapkan program pengolahan sampah organik di beberapa rest area JTTS lainnya.
Selain itu Hutama Karya juga akan berupaya untuk mengembangkan program pengolahan sampah anorganik di beberapa Rest Area JTTS.
Seluruh rangkaian kegiatan TJSL yang dilakukan oleh Hutama Karya ini telah mengacu pada penerapan ISO 26000 sekaligus Sustainable Development Goal (SDGs) Pilar Pembangunan Lingkungan No.12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, No.15 tentang Ekosistem Daratan.
BACA JUGA:UMP DKI Jakarta Tahun 2023 Diusulkan Rp5.131.569, Usulan Apindo dan Pemprov Ditolak Serikat Buruh
Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, hingga saat ini jumlah sampah organik merupakan satu masalah yang belum dapat ditemukan solusi terbaiknya di Indonesia.
Beragam upaya juga telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk dapat mengatasi jumlah sampah organik yang masih terus bertambah hingga saat ini.
Hal tersebut sama seperti yang terjadi di Rest Area 215B Tol Terpeka, dimana sampah organik selalu mengalami penumpukan dan tentunya memerlukan biaya operasional yang tinggi dalam mengurangi jumlah sampah organik menuju tempat pembuangan akhir (TPA).
“Namun perlu diketahui bersama, bahwa sampah organik juga memiliki nilai dan manfaat ekonomis apabila dilakukan pengolahan secara baik dan benar. Selain memiliki nilai ekonomis tentunya sampah organik juga dapat dimanfaatkan kembali untuk berbagai keperluan pelestarian lingkungan,” jelasnya.
BACA JUGA:5 Syarat Buat SIM Keliling, Nomor Terakhir Sering Lupa
Hal ini, katanya, diwujudkan oleh Hutama Karya dengan menghadirkan Unit Pengolahan Sampah Organik dengan Metode BSF yang tentunya sangat ramah lingkungan dan ekonomis dalam mengatasi jumlah sampah organik dan diolah kembali menjadi sampah yang memiliki nilai ekonomis salah satunya pupuk organik dan kasgot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: