Wajib Diketahui! Inilah 5 Tradisi Adat di Sumsel Yang Hampir Punah
Tradisi Ngobeng merupakan sebuah tradisi warisan Kesultanan Palembang Darussalam yang memiliki nilai flosofis yang tinggi kini terhempas oleh akulturasi budaya.-Alhadi Farid-palpres.com
Sebagai tradisi asli masyarakat Muara Enim di pedesaan, Bebehas makin tergerus oleh kemajuan zaman dan teknologi. Tradisi ini makin jarang atau bahkan sudah tidak pernah ditemukan lagi.
BACA JUGA:Tradisi Sedekah Bumi, Momen Kenang Sejarah Terbentuknya Desa Sri Mulyo
Hal tersebut dikarenakan pola hidup guyub dan bergotong royong yang makin terpinggirkan, dan tergantikan oleh pola hidup individualistis.
Padahal dalam Bebehas tergantung nilai-nilai luhur masyarakat Muara Enim yang guyub, saling menghormati, dan bersyukur atas limpahan berkah yang diberikan Tuhan.
4. Tradisi Rumpak-Rumpak
Tradisi Rumpak-Rumpak merupakan tradisi untuk memeriahkan momen keagamaan Islam, yaitu memperingati hari raya idul fitri (1 Syawal) dan idul adha.
Tradisi ini dilakukan secara turun temurun sampai sekarang tetap dilaksanakan di Kel. Kuto Batu Palembang. Tradisi rumpak-rumpak ini merupakan bentuk rasa syukur, kebahagian dan kemenangan yang diungkapkan oleh masyarakat Kel. Kuto Batu Palembang.
BACA JUGA:Bentuk Karakter Anak Dari Permainan Tradisional
Tradisi Rumpak-Rumpak menggunakan alat yang disebut Terbangan. Terbangan merupakan alat musik pukul dengan dua jenis pukulan yaitu pak (buka) dan bing (tutup).
Terbangan ini dipukul dengan berbagai macam irama yaitu pukulan selang, pukulan kincat (lintang), pukulan jos dan pukulan yahom. Terbangan ini diiringi oleh lantunan syair yang mengandung pujian terhadap Nabi Muhammad SAW.
Pemain terbangan ini biasanya dilakukan generasi muda masyarakat Kel.Kuto Batu Palembang diikuti generasi tua yang mengikuti dan mendukung pelaksanaan tradisi rumpak-rumpak ini.
Tradisi ini diawali musyawarah menjelang hari raya 1 Syawal dan Idul Adha agar berjalan dengan baik. Acara ini dilaksanakan setelah shalat bersama. Rombongan kemudian berjalan bersama untuk mendatangi tempat tinggal tetangga satu persatu untuk bersilahturahim dan bermaaf-maafan.
BACA JUGA:Rupanya Pempek Sudah Ada di Era Sriwijaya, Buktinya Tercatat di Prasasti Talang Tuwo
5. Tepung Tawar Perdamaian
Tepung tawar tolak bala adalah satu dari tiga jenis tradisi tepung tawar yang biasa diadakan pada momen tertentu, tradisi ini sudah ada sejak zaman Palembang bahari (kesultanan), 'jaman bingen'.
Selain untuk tolak bala, tradisi tepung tawar biasa diadakan pada acara pernikahan dan perdamaian. Dalam pelaksanaannya tidak melibatkan tepung, tetapi sepiring besar ketan kunyit dan ayam panggang.
Nah, itulah tadi 5 tradisi di Sumatera Selatan yang hampir punah dan harus dilestarikan sehingga dapat diketahui oleh para generasi muda dan tradisi tersebut tetap berkembang dan lestari. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: