Citraland
Honda

12 Lokasi yang Pernah disinggahi Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah

12 Lokasi yang Pernah disinggahi Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah

Asal Usul Puyang Serunting Sakti Alias Si Pahit Lidah--doc palpres.com

BACA JUGA: Wajah Danau OPI Jakabaring, Dulu dan Kini

Akhirnya, karena ingin membuktikan siapa yang benar-benar lebih hebat di antara mereka berdua, mereka sepakat untuk bertemu dan mengadu kekuatan masing-masing.

Maka tibalah pada hari yang sangat menentukan itu. Mata Empat menggunakan permainan licik yang hanya menguntungkan dirinya sendiri. Caranya, secara bergiliran keduanya harus tidur menelungkup di bawah rumpun bunga aren.

Lalu, bunga aren di atas akan dipotong oleh salah satu di antara mereka. Siapa bisa menghindar dari bunga dan buah aren yang lebat dan berat itu, dialah yang akan disebut jawara sakti. Setiap orang diberi kesempatan memotong tiga kali bila buah yang di jatuhkan belum mengenai musuh.

Si Pahit Lidah tidak mengetahui kalau Mata Empat telah berbuat licik terhadapnya. Didalam tandan buah enau telah di pasangi bambu runcing dari batang Bambu Kuning (Bemban Aur Kuning) yang merupakan kelemahan dari ilmu kebalnya.

BACA JUGA:7 Wisata Religi di Kabupaten Ogan Ilir, Nomor 5 Jarang Diketahui

Tapi si Pahit Lidah menerima saja tantangan Mata Empat tersebut. Lalu dengan sistem undian yang telah mereka sepakati si Mata Empat mendapat giliran pertama. Sesuai namanya, si Mata Empat juga memiliki dua mata lain, yakni di belakang kepalanya.

Dengan secepat kilat si Pahit Lidah lalu memanjat pohon aren yang ada di tepi danau tersebut. Dengan tenangnya si Mata Empat menelungkup di bawah pohon.

Tentu saja si Mata Empat bisa melihat arah jatuhnya buah aren tersebut. mata di kepala mata empat bisa melihat ketika bunga aren jatuh meluncur ke ke arah Mata Empat.

Dengan mudahnya si Mata Empat bisa menghindar dari runtuhan buah aren tersebut. Dengan kesal si Pahit Lidah memotong buah aren yang lebih besar. Tapi si Mata Empat dapat menghindar lagi dari jatuhan buah aren tersebut.

BACA JUGA:10 Destinasi Wisata Andalan Kabupaten Musi Rawas, Wajib Dikunjungi Saat Liburan Akhir Tahun

Mata Empat dengan sombongnya mempersilahkan Si Lidah Pahit untuk melakukan sekali lagi. Dengan perasaan hampir putus asa, Pahit Lidah memotong buah aren yang lebh besar dari yang ketiga. Tapi dengan kemempuan yang dimilikinya, Mata Empat bisa menghindar untuk ketiga kalinya dari jatuhan buah aren tersebut.

Dengan perasaan kecewa Pahit Lidah turun dari pohon aren tersebut. Kini giliran si Pahit Lidah untuk manjat pohon aren. Dengan secepat kilat juga si Mata Empat memanjat dan si Pahit Lidah sudah menelungkupkan badannya di bawah rumpun pohon itu.

Mata empat pun dengan alat yang telah di siapkannya memotong buah aren tersebut. Si pahit lidah tak bisa mengetahui hal itu. Badannya tetap berada persis di bawah luncuran itu. Ia tak menghindar.

Pahit Lidah berteriak kesakitan sejadi-jadinya. Buah aren yang besar dan berat serta bambu runcing dari Bemban Aur Kuning tersebut mengenai tubuh si Pahit Lidah. Tubuhnya bersimbah darah dan ia tewas seketika secara mengenaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: