Honda

Mengenal Suku Komering, Setiap Calon Pengantin Dapat Gelar Adat

Mengenal Suku Komering, Setiap Calon Pengantin Dapat Gelar Adat

Perkawinanan Adat Suku Komering--giwang.sumselprov.go.id

Setelah terjadinya perubahan geografis karena peristiwa alam, Muara Sungai Komering (Minanga sekarang) terjadi pendangkalan sepanjang 125M pertahun kearah Bangka.

Sebelum abad ke VIII Minanga masih berada di tepi pantai/muara sungai komering. Setelah terjadi pendangkalan aliran sungai Komering terpecah menjadi 2 cabang sungai mulai dari Minanga kearah hulu sekitar 20 km tepatnya di Rasuan lama. 2 aliran tersebut adalah:

1. Aliran sungai yang lama menyempit disebelah timur sampai diminanga dan rawa / lebak (Bekas Lautan Purba)

2.  Aliran sungai yang baru di sebelah Barat mengalir ke daerah Tobong, Plaju dan bermuara di Musi, kepada mereka yang menghuni aliran sungai Komering yang baru disebut orang Komering Ilir, walaupun kebanyakan dari mereka bukan penduduk yang berbudaya Komering, sedangkan di bagian hulu sungai Komering mulai dari Selabung sampai ke Ranau penduduknya tidak mau disebut orang komering, karena mereka tidak tinggal dipinggiran sungai Komering, mereka menaman dirinya “ Jelma Daya “ yang berarti  (aktif dinamis) tapi mereka pendukung Budaya Komering (Y.W.Van Royan 1927).

BACA JUGA:10 Destinasi Wisata Andalan Kabupaten Musi Rawas, Wajib Dikunjungi Saat Liburan Akhir Tahun

Sepanjang aliran sungai Komering dari Hulu (Muara Dua) sampai dengan Gunung Batu dan juga yang tidak disekitar sungai Komering penduduknya terbagi menjadi 2 Yaitu:

Muara Dua beribu Kota Di Muara Dua Kabupaten Oku Selatan dan Komering Beribu kota di Martapura Kabupaten OKU TIMUR.

Komering adalah pendukung budaya Seminung yang mendiami tepian sungai komering mulai dari Batu Raja Bungin sampai dengan Gunung Batu, dan ada juga yang mendiami daratan yang agak jauh dari pinggiran ungai Komering.

Sesuai dengan pemekaran desa/dusunya masing-masing,  khusus penduduk yang pendatang berasal dari berbagai daerah ada yang dari: Batak, Padang, Jawa, Sunda, Ogan dan lainnya.

BACA JUGA:10 Tempat Wisata Terbaik Kabupaten PALI, Cocok Untuk Liburan Akhir Tahun

Kebanyakan masyarakat pendatang mendiami daratan dan aliran sungai buatan/bendungan peninggalan zaman Belanda, yang sekarang tetap di renovasi dan dikembangkan masyarakat Oku Timur dengan sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian, yang sekarang menggunakan teknologi pertanian yang lebih baik, terbukti dengan sebutan lumbung pangan Sumatera Selatan.

Di bidang Kebudayaan, masyarakat Oku Timur terdiri dari beberapa etnis, maka Seni Budaya pun bermacam-macam.

Walau demikian kebudayaan asli masih tetap lestari di tengah-tengah masyarakat pendukungnya yaitu Adat Budaya Komering.

Artikel ini di rangkum dari berbagai sumber. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: