Jelang Pemilu 2024, Wacana Perubahan Pilih Terbuka atau Tertutup Jadi Polemik
Ilustrasi-Net-
BACA JUGA:Punya KIS Gratis? Kamu Berpeluang Dapat Bansos PKH Tahap 1 dan BPNT Januari 2023, Cek Disini
“Dengan sistem tertutup, seleksi partai jadi ketat.
Kader yang terpilih tentu ada syaratnya, minimal kader yang mapan, punya loyalitas, miliki pendidikan politik, memahami birokrasi dan bisa menggerakkan masyarakat,” kata Zawawi, Sabtu 7 Januari 2023.
Senada, Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kabupaten Lahat, Gaharu SE MM menuturkan, pihaknya akan ikut apa saja yang jadi keputusan nanti, karena saat ini masih dalam pembahasan MK.
“Namun yang jelas, jika keputusannya nanti harus menerapkan sistem proporsional tertutup, artinya pihaknya akan bekerja lebih keras lagi," sebutnya.
BACA JUGA:Daftarkan Balita Anda di Aplikasi Kemensos, Ada Dana PKH Rp3.000.000 dari Pemerintah Cair Tahun 2023
Karena tidak lagi, sambung dia, mengempanyekan sosok orangnya, sehingga partai politik harus benar-benar bisa menempatkan caleg yang potensial.
“Selaku pimpinan partai, apapun yang diputuskan nanti, Partai Gerindra sudah siap.
Gerindra Lahat di Pemilu 2024 nanti, berambisi jadi partai pemenang,” tutup Gaharu.
Disisi lain, Ketua DPD Partai Nasdem Lahat, Arry Amd rupanya punya jawaban berbeda.
BACA JUGA:Penerima Bansos Bisa Dapat Cuan Rp4.200.000 dari Saldo DANA, Begini Caranya!
Arry menyebut, sesuai arahan partai, Nasdem Lahat mendukung sistem proporsional terbuka, karena lebih mengena ke masyarakat.
Dengan sistem proporsional terbuka, masyarakat lebih mengetahui caleg yang ingin dipilihnya, karena sistem proporsional tertutup hanya partai poitik dan KPU yang mengetahui caleg tersebut.
“Kita pilih sistem proporsional terbuka.
Jadi masyarakat tahu siapa yang harus dipilih untuk jadi wakilnya,” sebut Arry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: palpres .com