Honda

Larangan Musik Remix, Begini Penjelasan Ahli Kaitan Musik dan Narkoba

Larangan Musik Remix, Begini Penjelasan Ahli Kaitan Musik dan Narkoba

Sejumlah pakar mengungkapkan genre musik tertentu memang bisa diperkuat efeknya dengan penggunaan narkoba jenis khusus-Istimewa-Palpres.com

JAKARTA, PALPRES.COM- Sejumlah pakar mengungkapkan genre musik tertentu memang bisa diperkuat efeknya dengan penggunaan narkoba jenis khusus. Meski begitu, tak semuanya punya hubungan sejenis.

Sebelumnya, Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol A Rachmad Wibowo SIK melarang musik remix demi menciptakan keamanan dan ketertiban, khususnya terkait penyalahgunaan narkoba.

Ia menyebut, berdasarkan analisis kepolisian, acara orgen tunggal yang menyajikan musik remix rentan dijadikan tempat tindak penyalahgunaan narkoba dan kerap berujung keributan hingga menelan korban jiwa.

"Ya, jadi musik remixnya yang kami larang karena itu (rentan penyalahgunaan narkoba, red). Jadi ke depan sebaiknya diganti dengan musik atau lagu yang sesuai," ujarnya.

BACA JUGA:Gelar Orgen Tunggal, Polisi Tertibkan Musik Hiburan di Desa Tanjung

Dosen Kesehatan Mental dan Ketergantungan obat terlarang di University of York, Ian Hamilton menyebut selama berabad-abad para musisi menggunakan obat-obatan untuk meningkatkan kreativitas.

Hubungan antara narkoba dan musik juga tercermin dalam lirik dan cara lirik ini disusun oleh musisi. 

Beberapa di antaranya tidak diragukan lagi dipengaruhi oleh jumlah heroin, kokain yang mereka konsumsi, seperti yang terkadang diungkapkan oleh lagu mereka.

Misalnya, genre psikedelik rock tidak akan pernah muncul tanpa narkotika jenis Lysergic Acid Diethylamide (LSD), house music dengan ketukan 4/4 yang berulang akan tetap menjadi selera musik terbatas jika bukan karena narkoba jenis MDMA seperti ekstasi dan molly yang sempat tenar pada era 1980-an.

BACA JUGA:Wakapolda Sumsel Minta Personel Wajib Melek IT

Ian menjelaskan mendengarkan musik saat di bawah pengaruh narkoba dapat membuatnya terdengar lebih enak. Namun, penelitian terbaru menunjukkan tidak semua jenis narkoba bisa menghasilkan efek yang diinginkan.

Keseimbangan antara dua senyawa utama dalam ganja yaitu tetrahydrocannabinol dan cannabidiols, memengaruhi hasrat pada musik dan kesenangannya.

Pengguna ganja mengungkapkan mengalami rasa senang yang lebih besar dari musik saat mereka menggunakan ganja yang mengandung cannabidiol (semacam minyak ganja) ketimbang saat tanpanya.

Sebuah studi klinis juga mengungkap pemberian LSD kepada sukarelawan meningkatkan emosi yang ditimbulkan oleh musik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com