Honda

Larangan Musik Remix, Begini Penjelasan Ahli Kaitan Musik dan Narkoba

Larangan Musik Remix, Begini Penjelasan Ahli Kaitan Musik dan Narkoba

Sejumlah pakar mengungkapkan genre musik tertentu memang bisa diperkuat efeknya dengan penggunaan narkoba jenis khusus-Istimewa-Palpres.com

BACA JUGA:Pemilik Kartu KIS Bisa Dapat Dana PIP Rp1.000.000, Begini Caranya

Para sukarelawan cenderung melaporkan perasaan takjub, transendensi, dan kelembutan.

Studi pencitraan otak juga menunjukkan mengonsumsi LSD sambil mendengarkan musik, mempengaruhi bagian otak yang mengarah pada peningkatan citra visual kompleks yang diilhami oleh musik.

Lebih lanjut, studi yang dilakukan Ian bersama ketiga rekannya, yaitu Harry Sumnal dari John Moores University dan Suzy Gage yang merupakan dosen Liverpool University, juga mengungkapkan hubungan musik dan obat-obatan.

“Representasi narkoba dapat berfungsi untuk menormalisasi penggunaan bagi beberapa pendengar, tetapi narkoba dan musik adalah cara ampuh untuk memperkuat ikatan sosial. Keduanya memberikan identitas dan rasa terhubung antara orang-orang,” kata tim peneliti.

BACA JUGA:Kabar Gembira, Penerima BSU Bisa Dapat Bantuan Rp4.200.00 Juta dari Kartu Prakerja 2023, Cek Status BSU Anda

Berdasarkan studi yang dimuat di situs Addiction.com, ganja jadi narkoba pilihan bagi musisi di hampir semua genre, mulai dari EDM, hip-hop, pop, hingga rock.

Dua pengecualian adalah genre folk, yang menyukai kokain, dan jazz, yang sangat cocok dengan acid (LSD). Beberapa musisi jazz bahkan mencap suara mereka sebagai acid jazz, mengacu pada subgenre yang dikenal memasukkan unsur soul, funk, dan disko.

Berikut rinciannya, Rock: ganja, kokain, LSD, Pop: ganja, ekstasi, kokain, Jazz: LSD, ganja, ekstasi, Hip-hop: ganja, kokain, meth

Folk: kokain, ganja, pil, Elektronik: ganja, kokain, acid, Country: ganja, kokain, meth M, Genre lainnya: ganja, kokain, pil.

BACA JUGA:Polri Backup Proses Penegakan Hukum Terhadap Lukas Enembe

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menghimpun 1,09 juta lagu dari berbagai sumber dan menganalisis liriknya terkait penyebutan narkoba, narkoba yang terlibat, dan bagaimana perubahannya dari waktu ke waktu.

Para peneliti mengungkapkan bahwa gaya musik tertentu memang cocok dengan efek obat-obatan tertentu. Amphetamine misalnya, sering disandingkan dengan musik yang cepat dan berulang.

Hal itu karena narkoba jenis ini memberikan rangsangan yang memungkinkan orang berdansa dengan cepat. Kecenderungan MDMA (ekstasi) untuk menghasilkan gerakan berulang dan perasaan senang melalui gerakan dan tarian banyak dijumpai pada beberapa individu.

BACA JUGA:Terbaru! Cek Nama Penerima Dana Bansos PKH Tahap 1 yang Cair Januari 2023, Ini Linknya

Meskipun ada beberapa sinergi yang jelas antara beberapa musik dan obat-obatan tertentu, seperti genre electronic dance music (EDM) dan ekstasi, Ian dkk mengakui hubungan genre lain dengan narkoba tertentu berkembang dengan cara yang kurang jelas. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com