Honda

Diplomat Belanda Ajak Istri Cantik Telusuri Tinggalan Masa Kolonial Belanda di Museum Negeri Sumatera Selatan

Diplomat Belanda Ajak Istri Cantik Telusuri Tinggalan Masa Kolonial Belanda di Museum Negeri Sumatera Selatan

Dengan dipandu pemandu muda Beni Pratama, pasangan bule ini pertama sekali menelusuri sejumlah tinggalan Masa Kolonial Belanda.--museum negeri sumsel

BACA JUGA:Meski Baru Lahir Teater Mahameru Ogah Ketinggalan Kreasi, Lihat Keseruan Latihan Perdananya!

“Seperti pada moment Asian Games dan even-even internasional di Palembang, pasti diantara peserta even itu menyempatkan berkunjung ke sini,” imbuh Chandra.   

Bahkan pada tanggal 29 Agustus 1995 silam kenang Chandra, Museum Negeri Sumatera Selatan mendapat kunjungan kepala Negara Belanda, Ratu Beatrix dan Pangeran Clans.

Bersama rombongan, Ratu Beatrix dan Pangeran Clans berkenan melihat bangsal arca dan Rumah Limas.

Rumah Limas merupakan salah satu bentuk kearifan lokal kota Palembang yang tidak hanya sekedar tempat berlindung. 

BACA JUGA:360 Beasiswa Bagi Anda yang Ingin Mengubah Nasib dengan Pendidikan Berkualitas, Segera Daftar di Link Ini

Melainkan juga berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan dilakukan di dalam Rumah Limas.

Rumah Limas ini memiliki atap yang berbentuk limas dengan lantai bertingkat-tingkat yang disebut Bengkilas.

Rumah Tradisional Sumatera Selatan ini hanya dipergunakan untuk kepentingan keluarga seperti hajatan. 

Rumah ini yang sebagian masyarakat menyebutnya dengan “Rumah Bari” terpamerkan di Museum Negeri Sumatera Selatan.  

BACA JUGA:Kujur Pejuang Kesultanan Palembang Darussalam Penghuni Baru Museum Negeri Sumatera Selatan

Rumah Limas ada sejak masa Kesultanan Palembang Darussalam (pertengahan tahun 1550-1823 Masehi). 

Pada awalnya Rumah Limas ini merupakan milik warga keturunan Arab.  

Bank Indonesia pernah mengabadikan Rumah Limas Tradisional Sumatera Selatan pada uang kertas pecahan Rp 10.000. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: