Honda

Kujur Pejuang Kesultanan Palembang Darussalam Penghuni Baru Museum Negeri Sumatera Selatan

Kujur Pejuang Kesultanan Palembang Darussalam Penghuni Baru Museum Negeri Sumatera Selatan

HIBAH Kepala Museum Negeri Sumsel Chandra Amprayadi (dua dari kiri) dan 2 stafnya, Sukri dan Adie Citra Sandy menerima hibah tombak kujur bersejarah dari warga Kedataon, OKU.--Foto Museum Negeri Sumsel for Palpres

OKU, PALPRES.COM – Museum Negeri Sumatera Selatan (Sumsel) Balaputra Dewa kembali menerima hibah barang bernilai sejarah dari masyarakat.

Kali ini berupa senjata tradisional khas Sumsel, Tombak Kujur yang dihibahkan langsung oleh warga Desa Kedaton, Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) bernama Tarmidi Dahalan, belum lama ini.

Tentunya hibah tersebut menjadi penghuni baru sebagai koleksi museum milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel ini.

Tombak Kujur yang diasumsi telah ada di era Kesultanan Palembang Darussalam (KPD) itu nantinya akan menjadi koleksi pelengkap ruang hibah 1 Museum Negeri Sumsel.

BACA JUGA:Kain Tajung Gebeng dan Batik Jepri, Perkaya Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan

Dari hasil pantauan Palpres.com, Tombak Kujur ini didominasi berwarna kehitaman dengan panjang kurang lebih 1,5 meter biasa dipergunakan untuk menyerang dan membela diri.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Negeri Sumsel dan Taman Budaya Sriwijaya, H Chandra Amprayadi SH melalui Kepala Seksi (Kasi) Museum Negeri Sumsel, Adie Citra Sandy SSos mengatakan, pihaknya memperkirakan senjata tradisional tersebut sudah ada sejak masa Kesultanan Palembang Darussalam.

“Menurut keterangan dari Pak Tarmidi, benda tersebut diperkirakan berasal dari masa Kesultanan Palembang Darussalam yang digunakan untuk berperang. Karena sekarang Indonesia sudah merdeka, digunakanlah untuk memburu babi di kebun. Namun, saat ini tidak dipergunakannya lagi, makanya dihibahkan ke museum,” sebut Adie.

Dia menambahkan, barang hibah masyarakat ini nantinya akan didata dan dikonservasi sesuai dengan fungsi museum. Sehingga barang tersebut tetap terawat dan bisa dipamerkan.

BACA JUGA:Temuan Sungai Musi Batu Lingga Yoni, Jadi Koleksi Museum Sriwijaya

“Alhamdulillah, dengan adanya hibah dari masyarakat ini bisa menambah koleksi museum. Mereka dengan sukarela menghibahkan koleksinya kepada museum sebagai kepedulian terhadap pelestarian budaya dan sejarah,” jelasnya.

Adie kembali menuturkan, hibah ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap benda-benda bersejarah. Mereka berpikir lebih baik diserahkan ke museum dalam rangka perawatan dan pelestarian.

“Barang-barang itu memiliki nilai sejarah yang tinggi. Daripada tidak terawat dengan baik, lebih baik disimpan di museum agar bisa terawat dan dipamerkan kepada pengunjung. Rencananya Tombak Kujur tersebut akan diletakkan di ruang hibah 1, sebab di sana ada juga beberapa Kujur lainnya yang juga dihibahkan masyarakat,” tukasnya.

Di kesempatan yang sama, warga Desa Kedaton ini juga pernah menghibahkan 3 buah kayu melengkung yang dipasang pada punggung kerbau atau Sapi yang digunakan untuk menarik gerobak dan 1 bilah keris Palembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com