Kisah Perjuangan Putri Jasmine Terlepas dari Belenggu Patriarki di Film Aladdin
Kisah Perjuangan Putri Jasmine Terlepas dari Belenggu Patriarki di Film Aladdin-sumber foto: ELLE-
BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi: Suhail bin Amr, Juru Bicara Quraisy yang Berhasil Hijrah
Tepatnya, pada adegan di kerajaan Agrabah yang selama ribuan tahun hukumnya tidak mengizinkan perempuan menjadi raja.
Maka, Putri Jasmine menentang pandangan ini dengan tegas, karena dia yakin bahwa kedudukan sebagai raja bukanlah hak khusus bagi laki-laki, melainkan juga bisa diemban perempuan kalau diberi kesempatan tersebut.
Adegan ini mencerminkan visi feminisme yang menyiratkan pesan bahwa tidak ada perbedaan mendasar antara laki-laki dan perempuan.
Setiap manusia adalah setara, memiliki hak dan kesempatan yang sama, terutama dalam hal hukum dan pemerintahan.
BACA JUGA:Trik Cepat Kaya Ala Jin Biru Bernama Genie di Film Aladdin, Mau Coba?
Kemudian, Putri Jasmine berjuang mengubah stereotip masyarakat yang mengira perempuan tidak mampu memimpin, sehingga adegan ini menjadi provokatif dan menginspirasi penonton untuk mendukung kesetaraan gender.
Selain itu, ternyata soundtrack film ini juga menanamkan nilai serupa.
Lagu berjudul ‘Speechless’ yang berhasil dikomposeri oleh Alam Menker itu menginterpretasikan ledakan dari kekesalan Putri Jasmine yang selama ini tidak dengar oleh sang ayah karena pengaruh sihir dari Jafar; seorang serakah yang ingin menduduki tahta kerajaan.
‘Karena aku, aku tidak bisa gentar. Ayo coba, coba hentikan aku dan tutup mulutku, aku tidak akan diam’
BACA JUGA:3 Pesan Moral dari Film Aladdin, Salah Satunya Tentang Persahabatan
Lagu itu dinyanyikan oleh Putri Jasmine saat adegan Jafar yang ingin mengambil kekuasaan ayahnya, maka Jasmine bernyanyi dengan lantang, kencang, dan penuh penghayatan.
Beberapa kali Putri Jasmine mengulangi lirik ‘Aku tidak akan diam, Aku tidak akan diam’ yang menunjukkan semangat dan keyakinan pada kebenaran yang diperjuangkannya.
Dari potongan lirik lagu tersebut, kita jadi mendapatkan pelajaran bahwa kita tidak boleh gentar, takut, atau diam dalam memperjuangkan kebenaran, bahkan jika hal itu merupakan alasan perbedaan gender.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: